Rabu, 17 Desember 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Desakan Mundur Dirut PLN Menguat di Tengah Krisis Kelistrikan Aceh

Desakan Mundur Dirut PLN Menguat di Tengah Krisis Kelistrikan Aceh

Selasa, 16 Desember 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ilustrasi. Desakan Mundur Dirut PLN Menguat di Tengah Krisis Kelistrikan Aceh. [Foto: Desain AI oleh dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Ketegangan atas pemulihan listrik di Aceh pascabanjir dan longsor membuat posisi Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menghadapi tekanan publik yang semakin kuat. Kritik terhadap kinerja manajemen PLN kini tidak hanya datang dari satu pihak, tetapi merembet ke beragam elemen masyarakat dan organisasi.

Kondisi listrik yang belum pulih total meski sempat diklaim mencapai 93 persen oleh PLN telah memicu sorotan tajam. Angka itu kemudian direvisi setelah pekerjaan di lapangan menghadapi hambatan teknis, khususnya di jaringan transmisi yang rusak parah di sejumlah wilayah Aceh. PLN pun menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat karena progres penanganan belum sesuai harapan.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah, ST, lewat unggahan di akun Instagram pribadinya menyatakan desakan agar Darmawan Prasodjo mundur dari jabatannya. Ia menilai langkah strategis PLN tidak cukup cepat dalam menghadapi darurat listrik yang berlangsung lebih dari dua pekan, termasuk penyediaan genset darurat di fasilitas publik.

“Kami menghormati kerja keras petugas di lapangan. Namun keputusan strategis di tingkat direksi tidak mencerminkan empati dan ketanggapan yang dibutuhkan warga Aceh dalam kondisi kritis,” tulis Irwansyah.

Desakan lebih jauh datang dari Center for Budget Analisis (CBA). Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, mengatakan kegagalan PLN memulihkan listrik mencerminkan kurangnya sense of crisis. Ia menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot posisi Darmawan sebagai pimpinan PLN.

“Listrik adalah layanan dasar yang berkaitan langsung dengan hak hidup masyarakat. Tidak ada kepastian kapan listrik kembali normal, sementara warga masih bergulat dengan gelap,” ujar Uchok dalam pernyataannya.

Di sisi lain, PLN melalui pernyataan resmi menyebut tim di lapangan terus bekerja keras memperbaiki jaringan yang rusak, termasuk pengerahan ratusan personel untuk mempercepat pemulihan sistem kelistrikan Aceh. PLN juga menjelaskan pemadaman bergilir masih berlangsung karena kendala teknis yang berat di beberapa titik transmisi.

Pernyataan maaf ini disampaikan dalam konferensi pers bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang juga menyampaikan kondisi pemulihan lapangan sangat dinamis dan seringkali tidak sesuai dengan perkiraan awal.

Desakan mundur Dirut PLN telah menjadi topik hangat di media sosial dan forum publik. Warga Aceh yang masih menghadapi pemadaman listrik panjang mencurahkan kekecewaan mereka di berbagai platform digital, sementara beberapa kelompok masyarakat lokal menyelenggarakan aksi protes di kantor PLN Unit Induk Distribusi Aceh sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap respons perusahaan listrik negara.

Krisis kelistrikan ini diprediksi akan tetap menjadi isu utama hingga pasokan listrik benar-benar kembali normal di seluruh wilayah terdampak. Dialeksis akan terus memantau perkembangan ini dan menghadirkan pembaruan bila ada respons resmi dari pemerintah atau PLN terkait prospek perubahan kepemimpinan di perusahaan pelat merah tersebut. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI