DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah kader dan tokoh Partai Golkar Aceh mulai menggalang dukungan untuk mendorong Andi Harianto Sinulingga (HS) mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Partai Golkar Aceh pada Musyawarah Daerah (Musda) XII yang digelar akhir Juni 2025 mendatang. Aspirasi ini dinilai sejalan dengan kebutuhan regenerasi kepemimpinan partai yang lebih dinamis dan progresif.
Salah satu penggerak dukungan, Islamuddin, menegaskan bahwa Musda kali ini harus menjadi momentum untuk menempatkan tokoh muda yang mampu membawa angin segar bagi partai.
“Andi HS memiliki kapasitas, integritas, dan rekam jejak yang solid. Beliau sangat layak memimpin Golkar Aceh ke arah yang lebih inklusif dan responsif terhadap aspirasi rakyat,” ujarnya kepada Dialeksis, Rabu (23/4/2025).
Menurut Islamuddin, keterlibatan generasi muda dalam struktur kepemimpinan partai merupakan kunci untuk memperkuat elektabilitas Golkar di Aceh, terutama menyambut Pemilu 2029.
“Kita butuh pemimpin yang akrab dengan dinamika kekinian, mampu merangkul semua lapisan, sekaligus menjaga marwah partai,” tambahnya.
Menanggapi gelombang dukungan tersebut, Andi HS menyampaikan apresiasi sekaligus respons yang sarat diplomasi politik. Saat dikonfirmasi Dialeksis, pria yang saat ini menjabat sebagai Pengurus Harian DPP Partai Golkar itu menekankan komitmennya pada hierarki partai.
“Pertama, saya berterima kasih atas kepercayaan dan aspirasi kawan-kawan di Aceh. Ini merupakan penghargaan yang luar biasa,” ujar Andi HS.
“Kedua, sebagai kader partai, posisi saya saat ini adalah amanah untuk mendukung Ketua Umum DPP dan seluruh jajaran kepemimpinan pusat. Keputusan untuk maju dalam Musda Aceh tidak bisa saya tentukan sendiri, melainkan harus selaras dengan arahan pimpinan nasional. Di mana pun partai menugaskan, saya siap berkontribusi,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut, ia menegaskan prinsip kesetiaan pada kolektivitas partai. “Golkar adalah rumah besar yang mengedepankan musyawarah dan keputusan bersama. Saya percaya, pimpinan pusat akan mempertimbangkan segala aspek terbaik untuk kemajuan Golkar Aceh. Yang terpenting, kita semua harus bersatu dan fokus pada tujuan bersama: membawa kesejahteraan untuk masyarakat melalui program-program konkret,” paparnya.
Respons ini diapresiasi Fauza Andriyadi peneliti Jaringan Survei Inisiatif sekaligus pengamat politik dan pemerintahan,“Beliau tidak terburu-buru ambil sikap, tetapi tetap membuka ruang komunikasi dengan semua pihak. Ini modal penting untuk menjaga harmoni partai,” ujarnya.
Masih menurut Fauza, dukungan untuk Andi HS dinilai tidak lepas dari popularitasnya sebagai figur yang kerap mendorong program pemberdayaan pemuda dan UMKM selama menjadi bagian di DPP.
“langkah Andi HS untuk tetap menjaga komunikasi dengan struktur pusat maupun daerah menjadi strategi cerdas guna meminimalisir friksi internal,” tegasnya.
“Jika nanti ditugaskan ke Aceh, saya akan faskan prioritas pada penguatan basis akar rumput, peningkatan kualitas kader, dan sinergi dengan pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan,” tandas Andi HS, merujuk pada visi yang diharapkan dapat diusungnya.
Dengan dinamika yang tengah memanas, publik kini menanti apakah DPP Partai Golkar akan memberikan lampu hijau bagi kader mudanya ini untuk memimpin Aceh, atau justru memainkan strategi lain demi mengonsolidasi kekuatan. Semuanya akan terjawab pada akhir Juni mendatang.