Jum`at, 22 Agustus 2025
Beranda / Politik dan Hukum / LSM MaTA: Kepemimpinan Kapolda Baru Harus Jadi Momentum Bersihkan Institusi

LSM MaTA: Kepemimpinan Kapolda Baru Harus Jadi Momentum Bersihkan Institusi

Kamis, 21 Agustus 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelantikan Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh pada Selasa (19/8/2025) di Mabes Polri Jakarta, menuai harapan besar dari masyarakat sipil.

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian mengatakan kepemimpinan Kapolda yang baru mesti menjadi momentum penting untuk mengembalikan marwah institusi kepolisian di Aceh, terutama dalam hal penuntasan kasus-kasus korupsi besar yang selama ini terkesan jalan di tempat.

“Pertama, tentu kita mengucapkan selamat atas pelantikan Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah. Kedua, kita berharap Kapolda baru ini benar-benar mau menyelesaikan kasus-kasus tindak pidana korupsi yang mangkrak di Polda Aceh,” ujar Alfian kepada Dialeksis.com, Kamis (21/8/2025).

Alfian menyebutkan, ada sejumlah kasus besar yang menjadi perhatian publik dan menimbulkan keresahan karena tidak kunjung tuntas. Dua di antaranya adalah dugaan korupsi dana beasiswa dan kasus Westafel yang sudah lama berproses di kepolisian.

“Kasus-kasus besar ini harus diusut secara tuntas. Ini kesempatan bagi Kapolda baru untuk memberikan yang terbaik bagi Aceh, terutama dalam konteks kepastian hukum. Jangan ada aktor-aktor yang diselamatkan,” tegasnya.

Menurut Alfian, publik sudah terlalu lama menunggu kejelasan. Di era keterbukaan informasi dan digitalisasi saat ini, masyarakat dengan mudah bisa menilai pola penanganan kasus hukum yang terkesan berbelit.

“Kalau pola lama masih dipertahankan, publik pasti menilai. Apalagi publik juga sudah punya kesimpulan masing-masing. Karena itu janji Kapolda baru untuk menjaga marwah Aceh harus benar-benar diwujudkan,” tambahnya.

Selain penuntasan kasus besar, Alfian melihat pentingnya Kapolda baru untuk membersihkan institusi kepolisian dari oknum-oknum yang bermain di sektor sumber daya alam (SDA).

“Polda Aceh harus memastikan jajarannya benar-benar bersih. Jangan sampai ada oknum aparat yang justru menjadi bagian dari persoalan, terutama terkait praktik ilegal di sektor sumber daya alam,” ungkap Alfian.

Ia menilai, pesan ini sejalan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto pada 17 Agustus lalu, yang menekankan pentingnya memberantas mafia SDA dan memperkuat penegakan hukum.

“Ini tugas berat, tapi Kapolda harus berani. Institusi kepolisian harus kembali ke semangat awalnya. mengayomi masyarakat dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu,” kata Alfian.

Lebih jauh, MaTA juga mendorong agar kepolisian di bawah kepemimpinan Marzuki Ali Basyah meningkatkan kualitas layanan publik.

Menurut Alfian, kepercayaan masyarakat akan terbangun bila kepolisian mampu menghadirkan pelayanan yang transparan, adil, dan profesional.

“Bagaimana memastikan layanan terhadap publik itu benar-benar maksimal, ini juga PR penting bagi Kapolda baru,” ujarnya.

Alfian melihat bahwa penanganan kasus korupsi di Aceh oleh aparat kepolisian masih jauh dari harapan. Ia menyebut, tidak hanya kasus yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), tetapi juga di level kabupaten/kota banyak yang mandek

“Kita selalu mengingatkan agar kasus korupsi diusut secara utuh. Jangan ada upaya-upaya menyelamatkan aktor. Tapi kenyataannya, kasus beasiswa dan Westafel contohnya, masih ada pihak-pihak yang seolah dilindungi. Jika komitmen menjaga marwah Aceh itu benar-benar serius, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menuntaskan PR-PR lama yang belum selesai. Itu yang paling ditunggu publik,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polia
bpka