DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Penyelamat Kampung Aceh Tengah menggelar unjuk rasa di halaman Kantor Kejaksaan Negeri Aceh Tengah, Senin (19/5/2025).
Mereka menuntut pencopotan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Aceh Tengah, Andi Hendra Jaya, yang diduga terlibat dalam kegiatan pelatihan life skill berbiaya dari dana desa.
Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertuliskan “Jaksa Busuk Usir dari Takengon Gayo”, “Jaksa Peras Desa”, serta “Kejari Mafia Dana Desa”. Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan orasi bergantian. Setelah berunjuk rasa, perwakilan mahasiswa diizinkan bertemu langsung dengan Kajari Aceh Tengah.
“Kami menduga Kajari terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini. Tadi dalam audiensi beliau membantah, tapi kami memegang bukti dugaan keterlibatan itu,” kata Koordinator Aksi, Afdhalal Gifari, kepada wartawan usai pertemuan.
Menurut Afdhalal, kegiatan pelatihan itu digelar pada 24“28 Februari 2025 di sebuah hotel di Takengon. Setiap desa diharuskan menyetor dana sebesar Rp 25 juta untuk mengirim dua peserta. Dari 295 desa di Aceh Tengah, dana yang terkumpul diperkirakan mencapai Rp 7,3 miliar.
“Ini adalah proyek berjamaah yang kami nilai sarat kepentingan. Apalagi berdasarkan keterangan sejumlah kepala desa dan camat, ada dugaan tekanan dan arahan dari pihak kejaksaan,” ujar Afdhalal.
Namun, kata dia, dalam pertemuan dengan mahasiswa, Kajari membantah seluruh tuduhan. “Kajari bilang tidak tahu-menahu. Tapi itu justru memperkuat dugaan kami, karena ada dua versi keterangan yang bertentangan. Kami akan melaporkan semua bukti ke KPK agar kasus ini diusut secara transparan,” tegasnya.
Afdhalal juga menyebut, sebelumnya sebanyak 187 kepala desa direncanakan ikut dalam aksi tersebut. Namun secara tiba-tiba, para kepala desa urung hadir dan tidak dapat dihubungi.
“Ini juga jadi pertanyaan besar. Saat kami hubungi, nomor-nomor mereka serempak tidak aktif. Ada apa ini?” katanya.
Sementara itu, Kajari Aceh Tengah, Andi Hendra Jaya, membantah semua tudingan yang dilayangkan mahasiswa. “Semua itu tidak benar,” ujarnya singkat saat menemui massa aksi.
Setelah pertemuan, Andi Hendra Jaya langsung meninggalkan ruangan dan menolak memberikan keterangan lebih lanjut kepada wartawan.