Beranda / Politik dan Hukum / Pesan Gus Mus: Silaturahim Terpelihara Meski Beda Pilihan Pasca Pemilu 2024

Pesan Gus Mus: Silaturahim Terpelihara Meski Beda Pilihan Pasca Pemilu 2024

Rabu, 14 Februari 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Potret KH Ahmad Mustofa Bisri atau kerap disapa Gus Mus. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Nasional - Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Kabupaten Rembang, Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, melihat perbedaan pilihan dalam Pemilu sebagai sesuatu yang wajar. Baginya, silaturahim antar warga, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), tetap terjaga.

"Gus Mus, begitu ia dipanggil, menjelaskan bahwa meski jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) sangat besar dan melampaui jumlah penduduk negara tetangga, tetapi mereka tidak selalu sependapat dalam pemilihan. Meski begitu, setelah Pemilu, mereka kembali menjalankan kehidupan seperti biasa," ujarnya di TPS 01 Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, pada hari Rabu.

Bagi Gus Mus, warga yang sebelumnya bertani akan kembali ke sawah, sementara pedagang akan kembali berdagang. Hal yang sama berlaku bagi para wartawan yang kembali menjalankan tugas mereka sebagai penyampai informasi.

"Dalam situasi seperti ini, silaturahim pun tetap terjaga, termasuk di antara warga NU, karena mereka telah terbiasa dengan ritme pesta demokrasi setiap lima tahun," tambahnya.

Gus Mus, yang pernah menjabat sebagai Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dari tahun 2014 hingga 2015, turut hadir di TPS 01 sekitar pukul 09.50 WIB, di mana ia berharap agar Indonesia memperoleh pemimpin yang memahami rakyatnya, jujur, amanah, dan bertanggung jawab.

"Saya juga berdoa kepada Allah agar kita diberi pemimpin yang takut pada-Nya dan memiliki belas kasihan kepada rakyatnya," ujarnya.

Di Kelurahan Leteh, terdapat tiga tokoh terkemuka, yaitu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Gus Mus. Namun demikian, ketiganya menggunakan hak pilihnya di TPS yang berbeda.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Chalil Staquf, yang lebih dulu menggunakan hak pilihnya pada pukul 08.30 WIB, mencoblos di TPS 03 di kelurahan yang sama.

Yaqut Cholil Qoumas menggunakan hak pilihnya di TPS 05 Kelurahan Leteh, dan hadir di TPS pada pukul 10.16 WIB bersama istri dan anak pertamanya yang menjadi pemilih pemula.

Gus Mus mengingatkan bahwa tugas Nahdlatul Ulama adalah memperbaiki kinerja untuk memenangkan Indonesia, bukan untuk memenangkan calon presiden.

"NU harus fokus pada perbaikan kinerja untuk memenangkan Indonesia, bukan memenangkan calon presiden," kata Gus Mus, dalam kesempatan memberikan tausiah pada pembukaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada hari Senin.

Gus Mus sempat merasa khawatir dan bercanda bahwa ia akan meninggalkan acara tersebut jika Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyentuh masalah Pilpres 2024 dalam sambutannya. Namun, ia merasa lega karena kekhawatiran tersebut tidak terwujud.

"Saya sudah mulai merasa khawatir ketika ketua umum dan rais aam memberikan pidato. Saya pikir, kalau ada pembicaraan soal Pilpres, saya akan keluar. Tetapi, untungnya, tidak ada yang membicarakan soal itu," kata Gus Mus, yang disambut dengan tawa oleh para tamu undangan.

Dalam kesempatan itu, Gus Mus diminta untuk memimpin doa dengan harapan agar Indonesia beserta bangsanya dan NU bersama warganya diberkahi oleh Allah SWT.

"Mudah-mudahan Allah merahmati Indonesia, NU, warga NU, dan bangsa Indonesia," ucap Gus Mus.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda