Beranda / Politik dan Hukum / Tradisi Nyadran Turun Menurun Warga Susukan Banjarnegara Sambut Ramadan

Tradisi Nyadran Turun Menurun Warga Susukan Banjarnegara Sambut Ramadan

Rabu, 22 Maret 2023 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Prosesi tukar tenong dan makan bersama di Petilasan Girilangan, Gumelem, Susukan, Banjarnegara. [Suara.com/Citra Ningsih]


DIALEKSIS.COM | Nasional - Partai Persatuan Pembangunan atau PPP mengaku memang miliki kedekatan dengan PDI Perjuangan. Bagi PPP, jika PDIP bergabung bersama dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) maka akan jadi kekuatan yang dahsyat.

Juru Bicara DPP PPP, Achmad Baidowi mengatakan, partainya memang memiliki kedekatan dan kerap kali menjalin komunikasi.

"Jadi kalau kemudian PPP dengan PDIP bertemu ya biasa saja, di Parlemen juga kami bersama-sama. Di kabinet juga bersama-sama sebagai koalisi pemerintahan," kata pria yang akrab disapa Awiek di Jakarta, Rabu (22/3/2023).

Kendati begitu, soal apakah ke depannya akan menjalin koalisi antara PPP bersama PDIP, Awiek mengatakan semua tergantung perkembangan.

Tak hanya itu, masing-masing warga membawa tenong berisi nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauk.  Sampai di lokasi tujuan, semua warga saling bertukar tenong dan membukanya lalu makan bersama.

"Kalau sudah sampai di sini, semha saling tukar makanan, kemudian dimakan bersama – sama," kata Mainem salah satu warga Desa Gumelem Kulon saat ditemui di petilasan Ki Ageng Girilangan, Senin (20/3/2023).

Juru Kunci petilasan Ki Ageng Girilangan Khamirun mengatakan prosesi tukar tenong menggambarkan rasa syukur.  Meski berbeda beda, namun isi tenong hampir seragam yaitu nasi, sayur, lauk pauk, olahan daging seperti opor atau gulai dan kerupuk.

"Isinya ada nasi, sayur lauk-pauk juga ada kerupuk. Dan olahan daging seperti opor, hingga gulai," sebutnya.

Tak lupa sebelum makan bersama, warga melakukan doa dan melakukan bersih kubur. Warga berharap bisa menjalankan ibadah dengan khusuk selama bulan Ramadan.

"Warga juga berdoa agar bisa menjalankan semua ibadah di bulan suci Ramadan dengan khusuk," terangnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tradisi Nyadran Gede ini tidak hanya diikuti oleh warga Desa Gumelem Wetan dan Desa Gumelem Kulon. Namun juga banyak datang warga dari luar daerah yang ingin ikut berdoa dan makan bersama di petilasan Ki Ageng Girilangan.

"Ini yang datang kesini banyak yang dari luar daerah. Jadi bukan hanya warga di sekitar sini saja," ujarnya.

Kepala Desa Gumelem Kulon Arif Machbub mengatakan, tradisi Nyadran Gede ini dilakukan rutin setiap tahun menjelang Bulan Ramadan, tepatnya pada hari Senin atau Kamis terakhir sebelum Bulan Ramadan.

"Ini kegiatan rutin sebelum bulan Ramadan. Maksudnya sebagai rasa syukur serta sebagai wujud suka cita menyambut datangnya Bulan Ramadan," tuturnya. [suara]

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda