Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Situs Makam Raja Langsa Terabaikan

Situs Makam Raja Langsa Terabaikan

Sabtu, 27 Oktober 2018 02:14 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Langsa - Situs sejarah berupa makam raja Langsa yang telah digagas oleh Wali Kota Langsa, Usman Abdullah pada 2013 lalu hanya ajang proyek yang tak berkesan. Bagaimana tidak, di hari ulang tahun Pemerintah Kota Langsa yang setiap tahunnya dirayakan, tidak ada kegiatan apapun di makam sang raja, lazimnya melakukan ziarah untuk memanjatkan do'a kepada Datuk Alam Malelo yang sudah dipastikan sebagai Raja Langsa. 

Pemerintah kota meyakini jika makam di Gampong Baroh, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh, sebagai pusara Datuk Alam Malelo yang memerintah pada masa 1700 M hingga 1780 M, dan Teuku Chik Banang (Keujruen Chik Ulee Balang Langsa Pertama yang memerintah pada tahun 1760 M-1781 M). 

Namun sayangnya, meskipun telah dilakukan penelitian, bahkan pemerintah daerah telah membukukan sejarah silsilah raja Langsa, masih menjadi isapan jempol belaka tanpa ada upaya melestarikan. 

"Alangkah naifnya jika itu dijadikan ajang proyek dan mengenyampingkan akurasi sejarah Langsa yang akan kita wariskan kepada anak cucu," sebut salah seorang masyarakat setempat yang enggan namanya disebut kepada awak media, saat berada di lokasi makam raja dengan kondisi yang tidak terawat, Jum'at (26/10). 

"Kalau menurut kami warga sekitar, ini bukan makam raja Langsa, menurut cerita orang tua kami dulu, itu makam Nek Datu Dayang yang merupakan orang pertama membuka Kota Langsa," sebutnya.

Disebutkannya, hingga saat ini pemerintah daerah belum menulis nama di batu nisan tersebut yang dianggap raja.  

Ia menuturkan, sejak dipublikasikan oleh perintah daerah, hingga saat ini tidak ada kegiatan yang berarti di makam raja. 

"Jika benar itu makam raja, semoga pihak-pihak yang terlibat memastikan itu makam raja Langsa, semoga amal ibadahnya terus mengalir karena sudah meyakini masyarakat dan anak cucu kita nanti. Namun jika tidak benar itu makam raja Langsa, biarkan dosa mereka yang tanggung karena telah mengkaburkan sejarah," katanya. (red)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda