DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sosok Komisaris Besar Polisi Fahmi Irwan Ramli, S.H., S.I.K., M.Si. kembali mencuri perhatian publik selama menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Banda Aceh sejak 23 Desember 2022.
Walau masa jabatannya terbilang singkat, deretan kiprah dan kebijakan yang ia jalankan meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat serta jajaran internal Polri.
Fahmi bukanlah figur asing bagi Aceh. Lahir di Kota Bogor pada 15 Januari 1977, ia merupakan putra asli Tanah Rencong dari Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar. Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD Negeri 1 Bambel, Aceh Tenggara, sebelum ia menapaki karier kepolisian usai lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1998.
Mengawali karier sebagai Inspektur Polisi Dua di Polres Sleman pada 1999, Fahmi menempuh berbagai penugasan strategis di sejumlah daerah. Pengalaman panjang itu memperkaya kompetensinya, baik di lapangan maupun di bidang manajerial.
Di Aceh, rekam jejaknya terbilang kuat. Ia pernah menjabat sebagai Kabag Ops Polres Aceh Besar (2006), Kasat Lantas Poltabes Banda Aceh (2007), hingga Kasubdit Bingakkum Ditlantas Polda Aceh di tahun yang sama.
Selanjutnya, ia kembali dipercaya memegang jabatan penting seperti Koorspripim Polda Aceh (2014), Kapolres Bener Meriah (2017), hingga Kabid Propam Polda Aceh pada 2021.
Sementara saat bertugas di luar Aceh, nama Fahmi juga dikenal melalui perannya sebagai Kasubbag Renmin Ditlantas Polda Kalimantan Timur (2011), Kasi BPKB Subdit Regident Ditlantas Polda Kaltim (2012), dan Paur Bid Kum Dit Akademik Akpol Lemdikpol (2012).
Di tengah kesibukan kariernya, Fahmi terus melanjutkan pendidikan. Ia meraih gelar S2 dari Universitas Indonesia pada 2011 dan S1 dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta pada 2022.
Saat resmi mengemban amanah sebagai Kapolresta Banda Aceh, Fahmi memperkenalkan jargon Poltaman, akronim dari Polisi Taat dan Bermanfaat. Filosofi ini menekankan bahwa polisi harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, negara, serta aturan yang berlaku, dan sekaligus mampu menghadirkan manfaat bagi masyarakat.
Dalam waktu 18 hari masa kepemimpinannya, jargon ini bukan sekadar slogan. Berbagai terobosan ia gulirkan sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik serta merespons cepat kebutuhan masyarakat. Ia juga memperkuat etika kerja personel agar lebih humanis dan proaktif.
Salah satu ujian besar yang langsung dihadapi Fahmi adalah masuknya ratusan imigran gelap etnis Rohingya di kawasan Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Tanpa menunda waktu, ia bersama jajaran dan turut didampingi Karo Ops Polda Aceh, Kombes Pol Agus Sarjito, bergerak ke lokasi untuk memastikan keamanan dan penanganan kemanusiaan berjalan sesuai prosedur.
Tindakan cepat itu menuai apresiasi publik karena memperlihatkan kepedulian dan ketegasan aparat dalam menghadapi situasi darurat kemanusiaan.
Di bawah komandonya, Polresta Banda Aceh juga berhasil mengungkap sejumlah kasus yang menjadi perhatian publik. Di antaranya pembobolan toko arloji dan ponsel, serta upaya penyelundupan sabu di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda.
Kinerja ini memperkuat optimisme masyarakat terhadap Polresta Banda Aceh dalam menjaga keamanan dan menindak kejahatan secara profesional.
Sebagai bagian dari program quick win Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, kegiatan Jumat Curhat turut digelorakan Fahmi di Banda Aceh. Program ini mendorong masyarakat untuk menyampaikan kritik, saran, hingga laporan secara langsung kepada kepolisian.
Fahmi membuka ruang seluas-luasnya bagi warga agar tidak sungkan melapor. Baginya, kedekatan polisi dengan masyarakat adalah fondasi kepercayaan publik terhadap institusi.
Setelah melalui rangkaian tugas yang penuh dinamika dan tantangan, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli kini mendapat kepercayaan baru sebagai Assessor SDM Kepolisian Madya Tingkat II SSDM Polri. Jabatan ini menandai langkah karier berikutnya dalam lingkup strategis pengembangan sumber daya manusia Polri.