Beranda / Sosok Kita / Mengenal Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan Memimpin Pasukan Laut Aceh

Mengenal Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan Memimpin Pasukan Laut Aceh

Sabtu, 19 Agustus 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

Laksamana Malahayati.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Laksamana Malahayati, seorang pahlawan terkenal dari Aceh, dikenal karena peran luar biasanya dalam memimpin pasukan laut dalam perang melawan Belanda pada awal abad ke-16. 

Ia adalah salah satu tokoh kunci dalam pertahanan sengit Aceh dan memiliki catatan prestasi yang memukau dalam menghadapi penjajah Belanda.

Pahlawan ini berhasil menghalau serangan-serangan Belanda di perairan Aceh, menunjukkan keberanian luar biasa dan kemahiran strategis dalam pertempuran laut. 

Salah satu pencapaian paling terkenal adalah saat ia membunuh Cornelis de Houtman dalam sebuah duel satu lawan satu, yang menjadi salah satu momen penting dalam sejarah perlawanan Aceh terhadap penjajah.

Menurut laman Perpustakaan Nasional, Laksamana Malahayati juga dikenal dengan nama Keumalahayati. Ia lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Sejak masa kanak-kanak dan remaja, Malahayati mendapat pendidikan istana karena ia memiliki hubungan keluarga dengan Sultan Aceh.

Prestasinya sebagai seorang pemimpin militer yang ulung dan patriot yang berani tidak hanya menjadi inspirasi bagi rakyat Aceh, tetapi juga menarik perhatian dunia. Laksamana Malahayati menjadi lambang kegigihan dan perjuangan dalam menjaga kemerdekaan dan martabat bangsa Aceh.

Sejarah hidupnya menjadi bukti bahwa keberanian dan dedikasi dapat memimpin kepada perubahan besar dalam perjuangan melawan penjajah. 

Hari ini, nama Laksamana Malahayati terus dihormati dan dikenang sebagai salah satu pahlawan terbesar yang pernah dilahirkan dari tanah Aceh, dan warisan perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya.

Ayah dan kakeknya berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Dari situlah semangat kelautan Malahayati muncul. Ia kemudian mengikuti jejak sang ayah dan kakeknya dengan menempuh pendidikan militer jurusan angkatan laut di Akademi Baitul Maqdis.

Pemikiran Keumalahayati berbeda dengan perempuan di zamannya. Ia berani menjadi panglima dan diplomat dalam mempertahankan wilayah Aceh dari gangguan penjajah pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. 

Malahayati memimpin 2 ribu orang pasukan Inong Balee atau janda-janda pahlawan yang telah syahid untuk berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada 11 September 1599. 

Pasukan Inong Balee pernah membangun benteng setinggi 100 meter dari permukaan laut yang menghadap langsung ke laut. Selain itu, pasukan Inong Balee juga memiliki pangkalan militer di Teluk Lamreh Krueng Jaya. 

Malahayati membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar Atas keberaniannya, ia mendapat gelar Laksamana. Sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.

Perjuangan Laksamana Malahayati melawan penjajah berhenti sekitar tahun 1606. Ia gugur saat bertempur melawan pasukan Portugis di Perairan Selat Melaka. Jasad Malahayati dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, Banda Aceh.

Melansir dari laman Kongres Wanita Indonesia, Presiden Joko Widodo menobatkan Laksamana Malahayati, panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017. 

Malahayati menjadi perempuan Indonesia ke-13 yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Penyerahan gelar itu diwakili oleh oleh keturunan Malahayati ke-45, Teuku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda