Rabu, 17 September 2025
Beranda / /

  • Cahaya yang Padam di Tengah Badai: 25 Tahun Kepergian Prof Safwan Idris
    Celoteh-warga | 2 hari lalu
    Cahaya yang Padam di Tengah Badai: 25 Tahun Kepergian Prof Safwan Idris

    DIALEKSIS.COM | Celoteh Warga - Tanggal 16 September 2000, baru saja memasuki jam-jam awal ketika suara tembakan membelah keheningan di kawasan Darussalam. Di sebuah rumah sederhana, tepat pukul 06.45 WIB, nyawa seorang ulama, cendekiawan, dan Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. Safwan Idris, direnggut secara tragis oleh peluru yang tak bertuan.

  • Yudi Latif: Renaisans Nusantara, Membangkitkan Raksasa yang Tertidur
    Nasional | 7 bulan lalu
    Yudi Latif: Renaisans Nusantara, Membangkitkan Raksasa yang Tertidur

    DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam perbincangan dengan Dialeksis.com pada Kamis (6/2/2025), Yudi mengusung gagasan Renaisans Nusantara, sebuah visi kebangkitan bangsa berbasis penguatan modal kultural. Baginya, kebangkitan ini harus bertumpu pada integritas, kualitas, kesetaraan, kemakmuran, harmoni sosial, serta ketahanan lingkungan.

  • Museum Ali Hasjmy: Warisan Intelektual yang Terlupakan
    Feature | 10 bulan lalu
    Museum Ali Hasjmy: Warisan Intelektual yang Terlupakan

    DIALEKSIS.COM | Feature - Derak air hujan membasahi lantai museum. Tetesan air merembes melalui atap bocor, menggenangi ruangan bersejarah tempat ribuan buku tersimpan. Di balik genangan air dan cat mengelupas, tersembunyi kisah seorang cendekiawan Aceh yang tak boleh dilupakan.

  • Yudi Latif: Menyingkap Cahaya Lewat Visi Spiritualitas
    Nasional | 1 tahun lalu
    Yudi Latif: Menyingkap Cahaya Lewat Visi Spiritualitas

    DIALEKSIS.COM | Nasional - Di tengah kelamnya krisis yang melanda, muncul suara bijak seorang aktivis dan cendekiawan, Yudi Latif, Ph.D. melalui Instagramnya "yudilatif_official" menulis pemikiran dalam menyoroti urgensi visi spiritualitas sebagai pilar penting dalam melewati masa sulit ini.

  • Cendekiawan Tak Berdialektika
    Opini | 2 tahun lalu
    Cendekiawan Tak Berdialektika

    DIALEKSIS.COM | Meminjam kata-kata Pramoedya Ananta Toer, sastrawan terbesar Indonesia: "adil sejak dalam pikiran". Mungkin Pram mengatakan itu untuk mempertegas kegelisahan atas aktivisme intelektual pada zamannya.

    Kegelisahan Pram melihat aktivisme intelektualitas ketika itu, juga hal yang sama kita lihat saat ini. Dimana-mana kita sering melihat dan mendengar cendekiawan berubah beringas dan brutal ketika berhadapan dengan mereka yang berbeda pikiran dan sudut pandang.

hari pramuka - dishub
hari anak - dishub
sekwan - polda
koperasi - dishub
bpka - maulid