Beranda / Tajuk / Perjalanan Irwandi Yusuf Ambillah Hikmahnya

Perjalanan Irwandi Yusuf Ambillah Hikmahnya

Jum`at, 14 Februari 2020 17:41 WIB

Font: Ukuran: - +


Setiap manusia ada masanya dan setiap masa ada manusianya. Itu sudah menjadi ketetapan Tuhan. Takdir Tuhan tidak mampu manusia menghindarinya.

Ada manusia yang awalnya berjalan tertatih sampai mendapatkan puncak kekuasaan. Saat dia berkuasa mampu merasakan penderitaan yang pernah dialaminya, dia mau berbagi dan menjadi pemimpin idola. Endingnya indah, sepanjang masa namanya akan dikenang indah.

Ada juga yang mengarungi hidup dalam gelimang penderitaan, mampu meraih tampuk pimpinan. Namun ketika dia berkuasa, lupa pernah mengalami prahara kehidupan. Dia terbuai dengan pesona. Endingnya banyak berakhir sengsara.

Ada juga yang hidupnya sudah dari sananya bergelimang harta, kemudian menjadi pemimpin. Ada yang sukses mensukurinya, berbagi dengan rakyat. Namun ada juga yang semakin gila harta, berusaha mempertahankan tahta dan hanyut dalam buaian wanita.

Tuhan sudah memperlihatkan karakter manusia, khususnya mereka yang menjadi pemimpin. Ada yang sukses, sampai ahir masa namanya tetap dipuja. Namun banyak juga yang “sengsara” demi mempertahankan tahta, menimbun harta dan jeratan wanita.

Bukalah daftar sejarah perjalanan hidup pemimpin di dunia ini, siapa saja mereka yang gila tahta, bergelayut dalam tumpukan harta dan terbuai dengan pesona wanita.

Bumi paling ujung barat pulau Sumatra ini juga telah mengukir sejarah pemimpin. Ada masa gemilang yang namanya dikenang. Pasang surut sebuah negeri merupakan peringatan Tuhan, bahwa tidak ada manusia yang sempurna dalam menapaki hidup ini. Semua ada masanya.

Saat ini, Aceh sedang dihangatkan dengan sebuah nama yang fenomenal, Irwandi Yusuf. Sosok yang sudah banyak mengukir catatan sejarah. Sosok lelaki yang pernah menjadi orang nomor satu di negeri ini (2007-2012).

Satu priode berikut “berhenti” sejenak, kemudian priode 2017 kembali terpilih menjadi Gubernur Aceh. drh. H. Irwandi Yusuf, M.Sc, lelaki kelahiran Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960, sebelum menjadi gubernur telah mengukir sejumlah sejarah. Coba buka lembar catatan perjalanan Irwandi Yusuf.

Saat memimpin Aceh untuk priode kedua, Irwandi memang fenomenal. Bukan hanya karena dia gemar mengitari “dunia” bagaikan burung di udara. Dia membuat sejumlah gebrakan dan mengeluarkan statemen yang dikenal dengan sebutan hana fee.

Selain itu dengan gaya berpose cingklek, kaki kanan ditekuk saat berdiri ketika akan difoto, menjadikan foto Irwandi menjadi trend pada masanya. Lelaki yang suka berkelakar ini telah menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.

Kejutan terjadi. Saat Irwandi sedang nyaman di kursi tahta dan mengelola “harta” yang dipercayakan kepadanya, justru dia diciduk KPK pada 5 juli 2018. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan tiga lainya yang dijadikan tersangka tindak pidana korupsi suap pengalokasian dan penyaluran Dana Otonomi Khusus tahun anggaran 2018.

Perjalan melelahkan mulai dilalui Irwandi. Akhirnya Pengadilan Tipikor menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara, denda Rp 300 juta (bila tidak dibayar dikenakan kurungan 3 bulan) dan mencabut hak politiknya selama 5 tahun.

Giliran KPK yang tidak menerima keputusan itu, mengajukan banding. Pengadilan Tinggi Tipikor akhirnya memutuskan penjara 8 tahun kepada Irwandi, denda Rp 300 juta, apabila denda tidak dibayar, maka penggantinya kurungan 3 bulan dan hak politiknya dicabut selama 5 tahun, setelah menjalankan pidana.

Tidak terima dengan putusan itu, giliran Irwandi yang mengajukan kasasi. Mahkamah Agung, akhirnya memutuskan, Irwandi harus menjalani hukuman seperti yang sudah ditetapkan pengadilan Tipikor, sebelum jaksa KPK mengajukan banding.

Namun bagi sebagian masyarakat khususnya pendukung Irwandi, mereka tetap berkeyakinan Irwandi Yusuf tidak bersalah, tidak melalukan korupsi. Namun kenyataanya, Irwandi akan menjalani hari hari panjang di Lapas Suka Miskin Bandung.

Tuhan sudah menakdirkan perjalanan hidup manusia. Irwandi tidak berkeinginan untuk masuk ke jeruji besi. Walau sebelumnya dia sudah pernah merasakan dunia penjara. Irwandi berupaya agar dia bisa bebas. Namun kuasa Tuhan mengalahkan keinginan manusia. Keputusan Tuhan jauh sempurna daripada rencana manusia.

Tahta merupakan ujian. Ada manusia yang sukses memanfaatkanya, namun ada juga yang berahir dalam penjara. Bukalah lembaran pemimpin di dunia ini, bagaimana jatuh bangunnya mereka karena tahta.

Trilogi (tahta, harta dan wanita) senantiasa mengihiasi dunia. Banyak kisah anak manusia di dalamnya. Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, mengungkapkan trilogy ini menjerumuskan peyelenggara negara berada dalam tahan KPK.

 Ketika ada yang gila kekuasaan, mengorbankan banyak hartanya untuk meraih tahta. Setelah duduk dikekuasaan, haus harta. Ketika sudah ada harta, salah satu pelarianya adalah wanita. Banyak yang berahir dalam penjara.

Soal wanita, Irwandi Yusuf dalam meniti hidupnya saat ini diapit oleh dua wanita. Darwati A Gani dan Steffy Burase. Dipersidangan Tipikor, kisah asmara ini juga menjadi pembahasan. Bahkan kedua wanita ini menggungah di laman akun media sosialnya tentang kesetiaanya terhadap Irwandi yang mendampingi hidupnya.

Inilah sebuah kisah perjalanan hidup manusia yang penuh dengan romantika. Manusia hanya bisa berencana, namun kekuatan Tuhan maha menentukan. Setiap manusia ada masanya dan setiap masa ada manusianya.

Tuhan sudah membentangkan sejarah perjalanan hidup manusia. Sebagai manusia kita juga dianjurkan Tuhan untuk mengambil hikmah dari sejarah yang sudah diukir manusia. Mampukah kita sebagai manusia mengambil hikmah dari sejarah yang sudah diukir manusia?


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda