Beranda / Berita / Aceh / AMM SAKA Minta Walikota keluarkan Kebijakan Penyelamatan Hutan Kapur di Subulussalam

AMM SAKA Minta Walikota keluarkan Kebijakan Penyelamatan Hutan Kapur di Subulussalam

Rabu, 09 Februari 2022 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ketua Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sada Kata (AMM SAKA) Muzir Maha. [Foto: For Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Subulussalam - Ketua Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sada Kata (AMM SAKA) Muzir Maha meminta Walikota Subulussalam mengeluarkan kebijakan untuk menyelamatkan pohon kapur (Dryobalanops Aromatica Gaertn) yang tersisa di Kota Subulussalam.

Muzir mengatakan, mengingat kondisi hutan Subulussalam yang semakin kritis. “Jenis pohon kapur termasuk dalam golongan meranti yang pernah menjadi primadona di masanya, selain menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, pohon kapur/kamper juga menghasilkan produk khas non kayu seperti kristal dan ombil, kini pohon kapur tersebut hampir punah,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Rabu (9/2/2022).

Oleh karena itu, Dirinya mengharapkan, pemerintah Kota Subulussalam agar dapat melakukan pemulihan dengan melakukan konservasi guna menjaga kelestarian pohon kapur yang dimana pohon tersebut hanya tersisa di Provinsi Aceh, Sumatera Utara serta Pulau Kalimantan.

Muzir menyebutkan bahwa masih ada beberapa titik di sepanjang jalan dari Simpang Kiri menuju Kecamatan Sultan Daulat. “Terdapat hamparan pohon anak kapur khusus di daerah Singgersing dan Jongkong,” ujarnya.

Dalam hal ini, kata Muzir, alangkah baiknya pemerintah melalui dinas DLHK melakukan survei guna tindakan apa yang harus dilakukan.

Menurutnya, penyelamatan hutan pohon kapur juga nantinya dapat menjadi tempat satwa berlindung, mengingat saat ini banyaknya hutan telah di alih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.

“Sehingga banyak satwa seperti harimau turun ke perkampungan masyarakat, tentunya dengan adanya konservasi nanti memiliki banyak manfaat selain tempat habitat satwa liar yang selama ini semakin terancam,” tukasnya.

Selain itu, Muzir mengatakan, penyelamatan hutan kapur itu dapat menarik para peniliti baik dari dalam maupun luar negeri sebagai pusat penelitian ilmiah, dimana seperti kita ketahui Kapur Barus pernah berjaya hingga ke negeri Arab dan Eropa.

“Bukan hanya itu dengan adanya hutan konservasi di harapkan dapat mengurangi terjadinya banjir dan longsor di daerah Sultan Daulat,” sebutnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda