Beranda / Berita / Aceh / Bumil! Ingatlah Pesan Ini Agar Balita Terlahir Bebas Stunting

Bumil! Ingatlah Pesan Ini Agar Balita Terlahir Bebas Stunting

Selasa, 10 Mei 2022 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Provinsi Aceh, dr Azharuddin. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Provinsi Aceh, dr Azharuddin menyatakan, persoalan stunting harus dipahami secara utuh dan mendasar. Dengan demikian, penanganan stunting harus dari hulu sampai ke hilir. 

“Ibarat kata mencegah lebih baik daripada mengobati. Makanya semua pihak mesti terlibat aktif untuk pencegahan stunting,” ungkap dr Azharuddin kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (10/5/2022).

Secara detail, dr Azharuddin menjelaskan, penanganan stunting dari hulu misalnya bagaimana memberi literasi/pemahaman mengenai apa itu stunting kepada calon pengantin baru yang akan menikah.

Mereka (pengantin baru) harus paham bahwa jika ingin mempunyai anak, maka ibu selama hamil harus sehat, tidak anemia (kurang darah), makanan harus cukup gizi agar punya ASI yang cukup untuk menyusui anaknya nanti.

dr Azharuddin juga menegaskan agar orangtua si anak jangan pernah sekali-kali mengandalkan pada susu non ibu, karena ASI mengandung komponen yang paling penting dan lengkap untuk bayinya.

Pemberian ASI kepada balita minimal selama 6 bulan pertama. Disarankan juga untuk memberi ASI sampai bayinya berumur 1 tahun. Biasanya, setelah usia bayi 6 bulan, maka sudah mulai diberikan makanan tambahan yang sesuai untuk bayi.

Hal yang paling penting untuk menjaga kesehatan ibu dan balita menurut dr Azharuddin ialah sang ayah jangan pernah sekali-kali merokok di depan balita atau di depan istrinya yang sedang mengandung.

Karena, bila asap rokok rutin terhirup oleh ibu yang mengandung maka akan berpotensi menghantarkan penyakit kepada calon bayinya nanti. Akibat ulah sang ayah yang suka merokok sembarangan tak jarang juga membuat sang bayi sakit-sakitan.

Hal yang paling mengerikan dari kondisi asap rokok terhirup oleh ibu hamil bisa mendapatkan cacat jantung bawaan.

Informasi penting yang wajib diketahui oleh pasangan muda-mudi yang saat ini sudah menikah, ingatlah, untuk pencegahan stunting, perhatikan seribu hari pertama. Seribu hari pertama ini juga disebut sebagai usia emas sang anak.

Klasifikasi seribu hari pertama ialah, 300 hari masa kandungan, 300 hari masa pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan, dan 300 hari sampai sang bayi mencapai usia dua tahun, karena pada saat-saat itu perkembangan otak sang anak lagi luar biasa pesatnya.

“Jika seribu hari pertama kehidupan bisa dijaga dengan baik, Insyaallah stunting akan jauh dari bumi Aceh dan jauh dari bumi Indonesia,” kata dr Azharuddin.

Adapun soal mengobati stunting dengan memberi makanan tambahan, menurut Ketua PERSI Aceh, tidak akan seefektif dari upaya preventif itu sendiri.

“Yang berikut adalah upayakan imunisasi lengkap, agar anak jauh dari sakit-sakitan, kalau toh sakit nanti, maka tidak berat,” jelasnya.

Adapun mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap stunting, dr Azharuddin menegaskan bahwa semua orang di daerah terlibat dan bertanggungjawab penuh terhadap angka stunting.

“Semua terlibat dan harus mau tahu. Edukasi sangat PENTING. Hulu lebih penting daripada hilir (mengobati). Memberi makanan tambahan akan seberapa sanggup kalau jika bukan dari orangtuanya si anak yang memang sehari-hari mengurus dan membesarkan bayi mereka,” tegas dr Azharuddin.

Ahli kesehatan itu juga sangat berharap peran aktif dari gampong, ibu-ibu PKK, Posyandu, dan peran dari layanan yang sejenis.

Menurut dr Azharuddin, partisipasi aktif semua elemen masyarakat sangat penting, karena bisa mendeteksi sejak warganya menikah, hamil, punya bayi dan bagaimana cara membesarkan bayi dengan benar bisa berada dalam pemantauan.

“Upaya yang begini semacam Early Warning System (EWS) stunting, deteksi dan antisipasi. Namun apakah kita siap dan mau? Semoga semua dari kita mau ambil bagian demi generasi Indonesia emas di 2045 nanti tidak ada lagi yang memimpin dari generasi stunting,” pungkasnya. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda