Beranda / Berita / Aceh / Bupati Aceh Tengah ; New Normal, Pendatang Bila Tidak Patuh Akan Diusir

Bupati Aceh Tengah ; New Normal, Pendatang Bila Tidak Patuh Akan Diusir

Jum`at, 26 Juni 2020 14:21 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Takengon – Mereka yang datang dari luar Aceh ke Takengon, bila tidak jelas, tidak mau mengikuti ketentuan protokol kesehatan, maka mereka akan diusir. Diminta untuk kembali ke tempat asalnya.

“Kita harus membentengi diri dalam menghadapi peperangan dengan corona, jadi siapapun yang datang ke Takengon, namun tidak mau mengikuti SOP kesehatan, maka dia akan diusir,” sebut Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar.

Pernyataan itu disampaikan Shabela ketika dilangsungkan temu Pers, Kamis malam jumat (25/06/2020) di gedung Ummi Pendopo, membahas new normal yang akan diterapkan Aceh Tengah menghadapi Covid-19.

Menurut Shabela, setiap pendatang harus membawakan surat keterangan kesehatan dari intansi resmi, dan lebih bagusnya dari gugus Covid-19. Selain itu meraka akan dilakukan rapid test, dan juga akan melakukan isolasi mandiri.

“Kalau memenuhi persyaratan dan mengikuti SOP kesehatan, silakan ke Takengon, kami menerima dengan tangan terbuka. Namun bila tidak mengikuti aturan protokol kesehatan, demi keselamatan semuanya, maka kami tidak izinkan masuk,” sebutnya.

“Kita sudah mewajibkan masyarakat kita untuk memakai masker, membiasakan hidup bersih, mencuci tangan. Alhamdulilah Aceh Tengah mendapat prideket zona hijau. Namun zona ini bila kita tidak patuh pada SOP kesehatan, akan dapat berubah,” jelasnya.

Untuk itu, pinta Shabela, petugas yang menjaga empat penjuru pintu gerbang di Aceh Tengah, harus tegas, dan serius dalam melakukan pengecekan, khususnya meraka yang datang ke Takengon. Siapapun yang tidak mengikuti SOP kesehatan, tidak dibenarkan masuk.

Shabela sangat menyesalkan, masih ada pihak yang berdebat dengan petugas di pintu masuk, soal rapid test. Ada kesan mereka seperti terhina bila dilakukan rapid tes, padahal itu untuk kesehatanya dan untuk menjaga manusia yang lain.

“bila tidak mau dirapid tes, tidak mengikuti SOP kesehatan, buat apa mereka masuk ke Aceh Tengah? Jangan nanti zona hijau ini akan berubah warna, karena ada pihak yang melanggar. Untuk itu kita akan ketat dalam soal ini,” sebutnya.

Pada pase new normal, jelasnya, tentunya pihak TNI POLRI akan berdiri digaris depan untuk menertibkan dan pihak yang keluar masuk Takengon, mereka harus mengikuti autran SOP kesehatan.

Dalam pertemuan itu, sebelumnya Jubir Covid-19, dr Yunasri, menjelaskan, dengan diberlakukanya new normal, aktifitas masyarakat akan kembali normal, berbagai kegiatan selama ini yang dibatasi, kini secara bertahap akan dibuka kembali.

Namun, sebutnya, aturan main dalam menerapkan SOP kesehatan tetap diberlakukan. Memakai masker, sanitizer, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak, tetap diberlakukan.

Aceh Tengah ada 4 pintu masuk, pertama dari Bener Meriah, dari arah Celala (Nagan Raya), dari Simpel (Gayo Luwes) dan Ketol yang datang dari Bener Meriah.

Menjawab Dialeksis.com, bagaimana dengan Perbup Aceh Tengah tentang new normal, kapan regulasi ini ada dan bagaimana Pemda memanfaatkan kesempatan new normal untuk menata kembali roda kehidupan masyarakat?

Shabela menjelaskan, regulasi tentang new normal, sampai saat ini di pemerintah pusat belum ada aturan baku yang menjadi acuan. Masih sedang dalam proses penggodokan. Demikian dengan Aceh Tengah, juga sedang dipersiapkan.

“Kita upayakan dalam Juli 2020 ini regulasi tentang new normal akan diterbirkan. Masyarakat akan aktif kembali mengusahakan sumber usahanya. Artinya kita tetap beraktifitas, namun tetap dalam aturan SOP kesehatan,” jelasnya.

Tidak ada manusia yang tidak takut terhadap virus ini. Bagi rakyat Gayo, cara menghadapi wabah sudah pernah dilakukan para pendahulu, mereka berupaya melawanya dengan doa, menjaga kesehatan dan berupaya menghindarinya.

“Saya sengaja bersih dan batuk dihadapan orang, mereka curiga kepada saya. Namun mungkin karena saya bupati mereka segan, namun kemudian mereka pelan-pelan menghindari saya. Ini menandakan kita semuanya takut terhadap virus,” sebut Shabela.

Untuk itu, kita jangan sepuh (sok jago) menghadapi wabah. Kita harus menghadapinya sesuai dengan protokol kesehatan. Wabah ini adalah musuh kita bersama, untuk itu mari kita lawan bersama, jangan hanya berharap kepada pemerintah, sebutnya.

Menyinggung tentang kegiatan new normal, Shabela mengakui pihaknya kini mengalami kendala pendanaan, dimana saat wabah pendanaan yang dipergunakan dalam menangani Covid-19 sudah terpakai. Dana tersisa sekitar Rp 10 miliar dari Rp 36 miliar yang tersedia.

Untuk itu, bila nanti setelah dilakukan audit BPK, pihaknya akan mengusulkan kembali pendanaan penangan wabah ke DPRK melalui sidang anggaran. Semoga semuanya berjalan dengan baik dan masyarakat dapat beraktifitas dengan tenang.

Dalam pertemuan itu, kepala Bappeda Aceh Tengah, Amir Hamzah sempat menjelasakan, soal regulasi new normal, dimana untuk Indonesia masih dilakukan perlombaan inovasi penerapan konsepnya.

Setiap daerah mengikuti lomba untuk 7 kegiatan inovasi yang kelak akan dijadikan pedoman dalam menjalankan kegiatan new normal, seperti wisata, hotel, pasar tradisionil, pasar modern, transportasi umum.

Bila konsep itu sudah dijadikan regulasi, maka setiap daerah akan mengadopsi sesuai dengan perkembangan daerah. Semoga dalam Juli ini ketentuan untuk menjalankan new normal, dapat diterapkan.

Pada kesempatan itu juga dibahas bagaimana menggerakan ekonomi masyarakat dalam pase new normal, Pemda Aceh Tengah menjanjikan akan menyediakan sejumlah bibit untuk ketahanan pangan yang dapat ditanami masyarakat. (baga)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda