Beranda / Berita / Aceh / Chika Olivia, Anak Emas Lulusan SLB YPAC Aceh Utara yang Jadi Entrepreneur

Chika Olivia, Anak Emas Lulusan SLB YPAC Aceh Utara yang Jadi Entrepreneur

Kamis, 19 Mei 2022 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Chika Olivia saat memberikan keterangan secara isyarat di hadapan Sekda dan Kadisdik Aceh, Kamis (19/5/2022). [Foto: dok. Disdik Aceh]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sukses tidak pernah mengenal kondisi fisik, sukses adalah milik mereka yang tekun dan memanfaatkan peluang yang ada. Begitulah potret Chika Olivia, tunarungu alumni SLB YPAC Dewantara Aceh Utara.

Chika adalah anak berkebutuhan khusus yang disebut oleh Sekda dan Kadisdik sebagai 'anak emas'. Disebut 'anak emas' karena mereka memiliki kelebihan yang perlu diasah dengan benar dibalik kekurangan yang dimiliki.

Meski terlahir sebagai 'anak emas' kini Chika tidak lagi merasa minder. Setelah ditempa dan lulus pada Tahun 2009 lalu dari SLB YPAC kini ia pun sudah mandiri bahkan telah telah memiliki keterampilan yang kini telah membuat dirinya mandiri bahkan sudah bisa meringankan beban orang tua.

Hal itu disampaikan Chika melalui bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh guru SLB YPAC di hadapan Sekretaris Daerah Aceh (Sekda) dr. Taqwallah, M.Kes dan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM seusai pelaksanaan zikir rutin Pemerintah Aceh yang diikuti Sekda Aceh dan rombongan di SLB YPAC, Kamis (19/5/2022).

"Saya sangat berterima kasih kepada Ibu guru yang telah membimbing saya sehingga saya bisa berkreasi sendiri secara mandiri dan meringankan beban orang tua," kata Chika.

Chika menuturkan, selama di SLB YPAC dirinya tidak hanya diajarkan hidup mandiri tapi juga digali skil keterampilan untuk bekal hidup dirinya setelah tamat sekolah.

Kini Chika pun sudah menjadi entrepreneur muda dengan membuat kue dan merajut tas. Hasil karyanya kini sudah banyak diorder oleh masyarakat di kampungnya sebagai konsumen dari hasil karyanya. 

"Dari hasil membuat kue dan merajut saya dapat memenuhi kebutuhan saya sehari-hari dan meringankan beban orang tua," kata Chika.

SLB YPAC Dewantara adalah sekolah swasta yang beralamat di Jalan Medan - Banda Aceh tepatnya di Gampong Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara. Saat ini memiliki 58 orang siswa yang terdiri dari, 47 orang tunagrahita, 5 orang tunarungu, 3 orang tunadaksa, dan 3 orang autis. Para siswa diasuh oleh 8 orang guru yang terdiri dari 2 orang guru tunarungu, 2 orang guru tunagrahita, 2 orang tunadaksa, dan 2 orang guru autis.

Kepala SLB YPAC, Animawati, S.Pd mengatakan, bahwa sekolah yang dipimpinnya telah memiliki sejumlah alumni yang mandiri, diantaranya Nasrul membuka usaha batu bata di Gampong Ulee Pulo, Alvia membuat usaha kue di Batuphat, Chika Olivia membuat kue di bangka dan Nailul yang kini banyak menerima orderan tas rajut di Panggoi.

"Saat ini SLB YPAC Dewantara memiliki jumlah rombel 9 dan jumlah siswa sebanyak 58 orang, " kata Animawati.

Sementara Sekda Taqwallah dan Kadisdik Alhudri menyampaikan terima kasih atas keikhlasan para guru dalam mendidik para 'anak emas' dengan cukup sabar.

Suka Duka Menjadi Guru SLB

Sementara itu, Nadia Laila, S.Pd salah seorang guru SLB YPAC yang diminta untuk menyampaikan sambutannya di hadapan Sekda dan Kadisdik Aceh mengungkapkan, bahwa dirinya menjadi guru SLB karena direkrut oleh kepala sekolah pada Tahun 2001 lantaran saat itu tidak ada yang mau menjadi guru di SLB YPAC Dewantara. Salah satu faktornya karena disebabkan oleh kondisi yang sedang konflik bersenjata.

Saat mencari siswa pun, kata Nadia, mereka harus sampai ke pelosok desa karena saat itu banyak orang tua yang belum memahami pentingnya pendidikan bagi 'anak emas' dan bahkan banyak orang tua yang menyembunyikan 'anak emasnya'. 

Ketika konflik senjata masih berkecamuk, dirinya bersama kepala sekolah dan guru-guru lain banyak mengalami ancaman dari berbagai pihak saat mencari siswa.

"Walaupun demikian, alhamdulillah prestasi siswa yang pernah saya bimbing dan dampingi diantaranya juara 2 FLS2N tingkat provinsi dan juara 2 O2SN tingkat provinsi," katanya. [DPA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda