Beranda / Berita / Aceh / Hardikda ke 62, Prof Syarizal: Peringati Dalam Rangka Evaluasi Pendidikan di Aceh

Hardikda ke 62, Prof Syarizal: Peringati Dalam Rangka Evaluasi Pendidikan di Aceh

Jum`at, 03 September 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Syarizal Abbas. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hari Pendidikan Daerah Aceh (Hardikda) yang diperingati setiap 2 September, tahun 2021 ini Hardikda yang ke 62 tahun.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Syarizal Abbas mengatakan momentum Hardikda diperingati dalam rangka mengevaluasi pendidikan di Aceh, mulai dari sisi mutu pendidikan serta capaian-capaian yang diperoleh selama ini. 

"Sebagai tenaga pendidikan tentu ada suatu kebanggaan tersendiri dengan beberapa capaian yang diperoleh oleh dunia pendidikan hari ini, tetapi juga tidak boleh terlena karena memang dari segi mutu Aceh masih sangat jauh tertinggal yang harus diperbaiki, harus dilakukan Restorasi terhadap pendidikan," ujar Prof Syarizal kepada Dialeksis.com, Jumat (03/09/2021). 

Beberapa waktu lalu, dunia pendidikan Aceh mengukir prestasi. Berdasarkan data yang dirilis Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT), jumlah pelajar SMA dan SMK dari Provinsi Aceh yang terdaftar pada SNMPTN 2021 sebanyak 15.290 orang dan diterima 5.626 orang.

Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2020 yang tercatat hanya 5.132 orang. Jika dipersentasekan, Aceh masuk dalam daerah yang banyak diterima pada SNMPTN 2021 sebanyak 36.80 persen.

Berdasarkan data tersebut, Aceh berhasil masuk lima besar dengan angka kelulusan tertinggi pada SNMPTN 2021. Provinsi Aceh berada di bawah Jawa Timur (16.998) atau 19,9 persen.

Bukan hanya itu, rasio kelulusan di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) juga berhasil tembus 41 persen, sehingga berhasil menempatkan Aceh pada peringkat delapan secara nasional.

Prof Syarizal mengapresiasi serta menghargai atas capaian itu, hal itu juga menandakan bahwa lulusan SMA dan SMK itu punya nilai kompetitor secara nasional. 

Tetapi di sisi lain, tidak hanya melihat pendidikan yang ada di Ibukota Provinsi ini, harus dilihat secara menyeluruh dan komprehensif. 

"Kalau dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang mendapat akses pendidikan, layanan pendidikan terbaik itu masih sangat minim," ungkapnya. 

Kedepan, ia menginginkan adanya semangat untuk membuka akses yang lebih luas lagi dalam meningkatkan mutu pendidikan, infrastruktur, guru-guru juga perlu peningkatan terus menerus.  

"Kami juga menghargai, mengapresiasi dan berterimakasih kepada guru-guru yang telah melakukan pembinaan peserta didik, tetapi harus terus mengevaluasi diri dan meningkatkan akses pendidikan," katanya. [anr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda