Beranda / Berita / Aceh / India akan Kembangkan Pelabuhan Sabang, Ini Kata Pengamat

India akan Kembangkan Pelabuhan Sabang, Ini Kata Pengamat

Jum`at, 25 Maret 2022 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Alumni Magister Kajian Asia Tenggara, Universitas Indonesia I Staff Ahli Ketua Komite I DPD RI, Muhammad Ichsan,S.Pd,M.Hum. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah akan segera mengembangkan Pelabuhan Sabang di Provinsi Aceh. Pengembangan pelabuhan merupakan kerja sama antara Indonesia dan India serta menjadi bagian dari aktivitas gugus tugas konektivitas antara Aceh dan kepulauan Andaman-Nicobar.

"Terkait Pengembangan Pelabuhan Bebas Sabang oleh Pemerintah India akan semakin menarik perhatian, khususnya terkait Geopolitik Kawasan Asia Tenggara, ungkap Muhammad Ichsan, Pengamat Diaspora Transnasional Asia Tenggara kepada media, Jumat (25/3/22). 

Menurutnya Pulau Sabang dan Negara India (Kepulauan Andaman Nicobar) berada di Samudera Hindia dimana merupakan jalur vital perdagangan dunia. Sekitar lebih setengah dari seluruh kapal kontainer di dunia melewati Samudera Hindia, dan sepertiga lalu lintas

kargo curah dunia, serta dua per tiga pengiriman minyak dunia melewati samudera ini. Namun arti penting jalur pelayaran ini berbanding lurus dengan potensi ancaman keamanan di sekitarnya. 

Kebangkitan India

Visi India di kawasan Samudera Hindia tercermin dalam SAGAR yang berarti ocean (samudera), yang fokus pada keamanan dan pertumbuhan di kawasan. Salah satu implementasi dari kebijakan ini adalah dengan dibentuknya beberapa proyek pembangunan infrastruktur maritim.

Proyek ini disebut dengan Project Sagarmala. Proyek ini telah menghabiskan sekitar 70.000 rupee India untuk proyek infrastruktur dan lebih dari 1 triliun rupee India untuk upgrade 12 pelabuhan besar di India. Untuk mewujudkan kebijakannya, India harus membangun iklim kepercayaan dan hubungan kerja sama yang baik dengan negara-negara tetangganya. 


Dinamika Keamanan Maritim. Heidelberg Institute for International Conflict Research di tahun 2011 menyebutkan data bahwa kawasan Samudera Hindia merupakan kawasan yang paling bermasalah dan berpotensi sekali untuk sebagai pemantik masalah baik itu kasus di negara-negara pantai sekelilingnya yang berpengaruh pada stabilitas jalur komunikasi kawasan atau bahkan masalah maritim langsung di Samudera Hindia. 

Jumlah kasus pertahun yang ada yaitu kejahatan maritim yang marak terjadi di kawasan regional ini seperti pembajakan (piracy)/ perompakan bersenjata di laut (armed robbery at sea), sengketa wilayah, terorisme dan pelibatan negara adikuasa di jalur pelayaran Samudera Hindia. Sedangkan, persoalan lainnya seperti perdagangan gelap melalui laut (illicit trafficking by sea) Membangkitkan Ekonomi Pariwisata Jalur Saphula.

Di ujung barat Indonesia, terdapat sebuah kawasan yang dinamakan segitiga emas bahari Saphula. Kawasannya mencakup Sabang-Phuket-Langkawi. Pesona lautnya menjadi sebuah potensi besar untuk menarik wisatawan. Jadi tak salah jika gelaran Sabang Marine Festival (SMF) 2018 hadir untuk mengeksplor segitiga emas ini. Mengusung ‘Sabang-Golden Marine Tourism Triangle’, 

Menurut Ichsan, Kawasan Saphula dapat dibangkitkan jika Sabang telah menemukan Investor yang tepat. "India menjadi jalan membuka jalur ekonomi Saphula khususnya gugusan pulau di wilayah Sabang Aceh," ungkapnya. 

Staff Ahli Ketua Komite I DPD RI itu mengatakan harapannya Sabang dapat diberikan kesempatan seluas-luasnya dikelola oleh asing dengan perjanjian MoU yang saling menguntungkan kedua belah pihak. 

Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk menjadikan Sabang sebagai destinasi Kapal Pesiar Internasional. " Bayangkan sekali kapal pesiar dunia singgah di Sabang saja berapa pendapatan dari situ/atau biaya sewa dermaga yang masuk ke kas daerah tersebut, pasti kawasan itu akan semakin dilirik Internasional," jelasnya. 

"Provinsi kita terutama wilayah Utara Aceh ini dijalur transnasional, jalur maritim dunia, jalur pusat perdagangan, dan Bahkan Jalur Pengungsi Internasional pencari Suaka," pungkas Ichsan. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda