Beranda / Berita / Aceh / Jihad Mengisi Kemerdekaan

Jihad Mengisi Kemerdekaan

Selasa, 17 Agustus 2021 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +


[Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Banyak rangkaian sejarah di balik proses Kemerdekaan dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Pancasila sebagai dasar negara.

Dari rilis yang diapat Dialeksis.com, Selasa (17/08/2021) Sekjen PD Muhammadiyah Aceh Tenggara, Masri Amin S.E M.Si menjelaskan, namun, nyaris tidak ada yang mengaitkan secara runut dalam teks resmi bernegara bahwa peristiwa kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran sentral Muhammadiyah beserta para tokohnya.

"Hubungan Muhammadiyah dengan kemerdekaan jelang tahun 40-an menunjukkan dinamika tinggi sebagai sebuah gerakan Islam. Banyak deret tokoh utama kemerdekaan Indonesia berasal dari keluarga Muhammadiyah. Diluar KH.Ahmad Dahlan, ada Panglima Besar Jenderal Soedirman, bahkan sang Proklamator Ir.Soekarno dan Ibu Fatmawati serta tokoh lainnya sebagai warga Muhammadiyah yang berkontribusi dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia," ucap Masri Amin.

Lebih lanjut ia mengatakan, perkembangan nasional sangat cepat terutama setelah Muhammadiyah masuk dan diterima di Sumbar, dari Minangkabau, Muhammadiyah berkembang pesat melesat di seluruh persada tanah air.

"Muhammadiyah menjadi sangat diperhitungkan di tahun 40-an ketika Jepang berhasil kalahkan sekutu dalam front dan medan peperangan menguasai kawasan nusantara," tukasnya.

Adapun organisasi yang nyaring di atas tapi tidak nyaring di bawah, Muhammadiyah menjadi gerakan yang nyaring dari atas hingga ke akar. Jepang kemudian segera mengetahui hal itu.

Sehingga, terbentuklah empat serangkai sebagai jembatan penghubung antara penguasa Jepang yang di nusantara dengan rakyat Indonesia. Diwakili oleh KH Mas Mansyur telah nampak betapa Muhammadiyah salah satu representasi kekuatan real bangsa Indonesia. Karena elemen Islam terwakili oleh beliau.

Setelah itu, KH Mas Mansyur terpilih kepemimpinan Muhammadiyah beralih kepada Ki Bagus Hadikusumo. Kemudian Ki Bagus bersama Soekarno diminta datang ke Jepang untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia.

"Ki Bagus kemudian mengusulkan satu orang lagi yakni M. Hatta. Kemudian peranan tokoh Muhammadiyah juga ada dalam PPUPKI dan BPUPKI, termasuk Ki Bagus di dalamnya dan tokoh Aisyiyah pun masuk di dalamnya, bahkan tidak berlebihan bila sejarah Pancasila adalah sama irisannya dengan sejarah Muhammadiyah. Tokoh -tokoh Muhammadiyah lain yang juga berpengaruh dalam kemerdekaan diantaranya Ir Djuanda, Radjiman Wedyodiningrat, Teuku Muhammad Hasan dan lainnya," pungkasnya.

Kemerdekaan Indonesia ke-76

Kemudian, Sekjen PD Muhammadiyah Aceh Tenggara, Masri Amin S.E M.Si mengatakan, kemerdekaan Indonesia yang telah memasuki tahun yang ke-76 adalah sebuah Rahmat dari Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa. Momentum peringatan Kemerdekaan tahun 2021 ini, bertepatan dalam bulan yang sama dengan Tahun baru Islam, 1 Muharram 1443 Hijriyah, Artinya spirit hijrah menjadi selaras dengan semangat mengisi kemerdekaan dalam kontek kekinian yang kompleks dihadapi bangsa Indonesia.

"Sebagai anak bangsa, kita mempunyai kewajiban untuk meneruskan spirit kemerdekaan dengan Jihad yang lebih luas. Jihad untuk mengisi kemerdekaan dengan menegakkan perdamaian,persatuan dan toleransi. Kita harus menjadi pelopor untuk mencari Solusi,bukan justru memperkeruh keadaan.

Ditengan bencana Pandemi Covid-19, mari kita saling bahu-membahu dengan energi positif secara maksimal agar kita sebagai bangsa dapat secepatnya keluar dari cobaan ini, mari kita segenap komponen bangsa untuk menggalang kekuatan yang ada didepan untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebaimana cita-cita kita sebagai sebuah bangsa," ucapnya.

Lanjutnya lagi, ia mengatakan, "Kita harus merdeka dari keterbelakangan, kebodohan serta ketidakadilan. Kita juga mesti merdeka dari kemiskinan dan merdeka dalam bidang ekonomi."

Adapun perubahan sosial adalah sebuah keniscayaan,namun dalam perubahan tersebut kita harus dapat mengendalikannya agar selaras dengan semangat konstitusi dan semangat kita sebagai negara demokratis yang relegius.

"Akhirnya,mari kita singsingkan lengan, mari kita bersatu, agar dapat kita wujudkan Indonesia yang Tangguh dan Indonesia tumbuh Tumbuh," ucapnya. (*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda