Beranda / Berita / Aceh / Masyarakat Mendesak Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas Terowongan Rel Kereta Api Gandapura Bireuen

Masyarakat Mendesak Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas Terowongan Rel Kereta Api Gandapura Bireuen

Minggu, 06 Juni 2021 17:25 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fajri

Jalan Nasional Medan-Banda Aceh, terowongan Rel Kereta Api, kawasan Gampong (Desa red) Cot Tunong, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh [Dok. Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Jalan Nasional Medan-Banda Aceh, tepatnya sebelah timur terowongan Rel Kereta Api, kawasan Gampong (Desa red) Cot Tunong, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh untuk segera dipasang rambu-rambu lalu lintas seperti pita kejut, rambu pembatas jalan maupun penunjuk arah. Karena tidak ada rambu lalu lintas kawasan tersebut dikabarkan sangat rawan kecelakaan.

Pantauan Dialeksis.com pada Minggu pagi (6/6/2021) di kawasan tersebut belum ada rambu-rambu lalulintas, seperti pita kejut maupun rambu pembatas jika tidak hati-hati akan terjatuh atau terjun ke saluran atau jatuh ke parit yang lurus dengan terowongan tersebut.

Jalan sebelah timur terowongan itu sedikit berbelok ke kanan, sehingga jika saja kendaraan yang melintas dari arah barat tidak berbelok atau berjalan lurus, tentunya akan terjatuh dalam saluran dan menabrak beton saluran serta kios-kios yang ada di sekitar tersebut.

Seorang warga setempat Hasan Ibrahim mengatakan sebelah timur terowongan rel kereta api kembar itu, sudah sering terjadi kecelakaan, baik malam hari maupun siang hari.

“Terowongan kembar itu atasnya lintasan kereta api, masuk kawasan Desa Cot Tunong Kecamatan Gandapura, lampu rotari tidak berfungsi sejak dipasang beberapa waktu lalu,” kata Hasan Ibrahim.

Disebutkannya, yang sangat diperlukan sekali garis kejutan atau pita kejut saat kendaraan keluar masuk terowongan. Selain itu juga perlu dipasang rambu-rambu lalulintas lainnya, seperti penunjuk arah dan tanda pembatas antara jalan dan saluran. 

“Jalan mulai terowongan sebelah timur lurus dengan parit air (saluran depan terowongan), lampu penerangan dalam dan di luar terowongan juga belum ada, saat malam hari kawasan terowongan kembar itu gelap gulita, sehingga sering terjadi kecelakaan,"ungkap warga setempat. (Fajri Bugak) 

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda