Beranda / Berita / Aceh / Otto Syamsuddin Ishak: Sulaiman Abda Tidak fair dan Merugikan Aceh

Otto Syamsuddin Ishak: Sulaiman Abda Tidak fair dan Merugikan Aceh

Kamis, 02 Maret 2023 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

DIALEKSIS.COM| Banda Aceh -  Pernyataan Sulaiman Abda, tokoh Golkar yang menjadi dewan pakar Partai Aceh, menarik perhatian banyak pihak. Pernyataan Sulaiman Abda yang dimuat di berbagai media, ada yang memberikan penilaian hanya menguntungkan dirinya, tidak fair.

“Pernyataan Sulaiman Abda yang dimuat diberbagai media sebagai ketua dewan pakar PA tidak fair. Rasionalisasi diri Sulaiman hanya menyebut hal- hal yang menguntungkan bagi dirinya saja, mengabaikan kerugian bagi Aceh secara umum,” sebut Otto Syamsuddin Ishak.

Menurut Sosiolog ini, menjawab Dialeksis.com, Kamis (2/03/2023) melalui selular menjelaskan, pernyataan Sulaiman Abda tidak fair. Banyak yang tidak disebutkan dengan jelas dan fair, pernyataanya menguntungkan pribadinya.

“Secara historis kata Leman, damai dan partai lokal tidak terlepas dari dukungan partai Golkar. Leman mengabaikan sejarah DOM dan operasi jaring merah. DOM Aceh secara signifikan diusul tokoh Golkar Aceh yang melapor pada Soeharto, dan juga bagian dari strategi politik pemenangan Golkar di Aceh,” jelas Otto.

Sulaiman Abda, sebut Otto, tidak menyebutkan kontribusi Golkar Aceh dalam upaya damai. Dalam urusan RUUPA di DPR RI, almarhum Ferry Mursyidan adalah sosok Golkar yang paling berjasa, yang selalu berkonsultasi dengan JK (Yusuf Kalla) tetapi apa kontribusi Golkar Aceh, ini yang tidak diungkap Sulaiman.

Dijelaskan Otto, Sulaiman mengatakan Golkar dukung desentralisasi, apakah dia sudah cukup puas sehingga tidak perlu ada revisi UUPA yang lagi marak saat ini dikonsumsi publik. Demikian dengan pernyataan soal demokrasi lokal, tetapi kenyataan dia tidak memperjuangkan Pilkada Aceh.

“Dia juga menyebutkan PA merupakan partai terbuka. Tetapi kalau PA ngotot hanya kombatan, maka PA akan mati secara alamiah, karena kombatan tidak mengkader,” jelas Otto.

Otto juga mempertanyakan kinerja Sulaiman Abda, apa kontribusi Golkar untuk kekhususan dan keistimewaan Aceh, saat Sulaiman memimpin Golkar dan sekarang juga di lembaga Wali Nanggroe. Otto juga mempertanyakan, apakah Golkar Aceh ada memberikan perlindungan dan, mendukung penegakan hukum atas pembunuhan Tgk. Bantaqiyah sebagai kader, mantan pengurus Golkar lokal?

Sebelumnya Sulaiman Abda dalam penjelasanya ke media menyampakan alasanya sehingga dia menerima pinangan PA sebagai dewan pakar.

Menurut tokoh Golkar ini, secara historis kelahiran perdamaian Aceh serta Partai Aceh tidak bisa dipisahkan, begitupun dengan peran Partai Golkar. Ada alasan sejarah, saat JK menjadi Ketum Golkar, proses damai dan kelahiran partai lokal termasuk PA mendapatkan dukungan dari Partai Golkar," ungkap Sulaiman Abda.

"Karena itu, saya tidak mundur dari Golkar, sikap saya juga telah diizinkan oleh Pak Nurlif, Ketua DPD I Partai Golkar dan saya sudah komunikasikan ke DPP Partai Golkar." ungkapnya.

Golkar menurutnya mendukung penguatan desentralisasi dan penguatan demokrasi lokal, di mana salah satu instrumennya adalah partai politik lokal, serta beberapa pernyataan lainya.

Namun pernyatan Sulaiman Abda ini dikritisi Sosiolog Aceh, Otto Syamsuddin Ishak, mantan ketua Komnas HAM ini menyebutkan, pernyataan Sulaiman Abda menguntungkan untuk dirinya, namun merugikan Aceh secara keseluruhan.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda