Beranda / Berita / Aceh / PAD Aceh Selatan di Kritisi

PAD Aceh Selatan di Kritisi

Minggu, 04 Februari 2018 00:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Jaka Rasyid
PAD dari sektor Pertanian di kritisi PNA

DIALEKSIS.COM | Tapaktuan - Pengurus PNA Aceh Selatan mengkritisi PAD Kabupaten Aceh Selatan, Penyumbang terbesar dari PAD Aceh Selatan bukan dari sektor Pertanian yang notabene merupakan sektor mata pencarian terbesar di Aceh Selatan, maka pertumbuhan ekonomi yang merupakan korelasi dari peningkatan PAD hanya menyentuh kelas Menengah dan Atas saja, kata Syafruddin Sabtu 3 Februari 2018 siang.


Menurutnya peningkatan PAD tahun 2013 - 2014  tidak mampu memberikan kontribusi positif terhadap daya beli masyarakat. "Karena sumber terbesar PAD tidak disumbang dari sektor Pertanian." sebut Syafruddin, karena itulah katanya pada tahun 2015 masih ada sekitar 134 Desa masih di katagorikan miskin.

Syafruddin menyebut fokus program prioritas Teuku Samaindra sebagai Bupati Aceh Selatan yang ikut kembali maju sebagai kandidat Bupati Aceh Selatan disektor Pertanian bertolak belakang kondisi Kabupaten Aceh Selatan.

Sikap PNA berbeda dengan Aktivis Mahasiswa asal Aceh Selatan, Herry Mulyandi. Disebutkan bahwa PAD merupakan tulang punggung pembiayaan ekonomi daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi daerah itu diukur dari besarnya konstribusi yang diberikan oleh PAD terhadap APBD. "Rakyat Aceh Selatan tentu bersyukur, punya pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kemajuan daerah." ungkapnya

Herry Mulyandi menyebutkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Selatan terus meningkat setiap tahunnya, pada 2013, PAD berkisar 36,181 milyar, meningkat menjadi 75,721 milyar pada tahun 2014. Tahun 2015 terus bergerak maju menjadi 96,601 milyar. Tahun 2016 sebesar 125,871 milyar. Dan pada tahun 2017 sebesar 150,724 milyar.

Jumlah Desa Miskin Berkurang di Aceh Selatan

Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia akhir tahun 2017 merilis dari 260 desa di kabupaten Aceh Selatan ada 46 Desa atau Gampong masuk dalam kategori tertinggal maupun berkembang.

Berkurangnya jumlah desa miskin itu disebabkan sejumlah faktor, diantaranya pengelolaan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan yang semakin baik, misalnya jumlah desa miskin pada tahun 2015 masih ada 134 desa dengan kategori Miskin, namun pada 2017 akhir, jumlah desa miskin hanya ada 46 desa.

Prestasi Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mengundang minat Staf Khusus Presiden Jokowi, Lenis Kagoya, Anak Pimpinan Adat asal Papua ini berkunjung ke Aceh Selatan beberapa waktu lalu, di Kabupaten penghasil pala Lenis menetapkan salah satu gampong di Tapaktuan menjadi desa hijau.(j)


Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda