Beranda / Berita / Aceh / Pelaku Seni Tradisi Aceh Harus Terus Diperhatikan

Pelaku Seni Tradisi Aceh Harus Terus Diperhatikan

Selasa, 01 Juni 2021 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Pelaku Seni Aceh, Imam[Dok. wordpress.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih belum merada terutama di Aceh sendiri. Hal ini berpengaruh besar dalam dunia seni yang ada di aceh juga selama masa pandemi. Imam salah satu pelaku seni Aceh mengatakan kepada Dialeksis.com, Selasa(01/06/2021).

“Selama pandemi ini menjadi salah satu tantangan berat bagi seniman yang ada di aceh, apalagi bagi mereka yang beranggota grub seperti tari saman dan rapa’i, “ ujarnya

Dirinya mengatakan, hal tersebut karena sangat berpengaruh terutama bagi performa si pelaku seni, bagi yang perorangan mungkin mereka masih bisa maksimal, tapi mereka yang grub seperti tari saman dan rapa’I itu sangat berpengaruh. Danjuga selama pandemi juga jarang sekali event bahkan hampir tidak ada sama sekali untuk mereka sebagai pelaku seni.

“Jadi disetiap sekolah yang ada di banda aceh terutama hampir semua sekolah ada grub rapa’i geleng, dan tari saman. Hampir semua ada, namun selama corona segala jenis kegiatan tersebut sudah jarang ada dan juga panggung untuk mereka juga tidak ada itu sangat berpengaruh terhadap performa mereka, “ ujarnya

Imam menyampaikan, selama pandemi kita tetap masih bisa eksis melalui virtual tapi itu hanya bisa eksis bagi daerah seperti banda aceh ataupun yang bisa dikatakan maju, namun bagi daerah yang terpencil itu susah apalagi untuk eksis secara virtual terutama bagi seni tradisi.

“Untuk saat ini kami sudah membuat banyak program agar seni-seni tradisi bisa terus eksis, dan juga sebenarnya yang sedang menjadi problem bagi kami itu tidak adanya sebuah program atau kurikulum kaderisasi untuk pelaku seni tradisi didunia pendidikan, nah untuk kader selama ini mereka lahir secara natural atau keinginannya menjadi kader pelaku seni tradisi, “ jelasnya

Lanjutnya, “jadi selama ini yang melakukan hal tersebut hampir rata-rata itu adalah komunitas, mereka mendidik mentransfer ilmunya kepada kader-kader baru tersebut, namun jika tidak ada panggung bagi mereka yang ada mereka(kader baru) jenuh juga“.

Dirinya juga mengatakan, untuk di Aceh sendiri kita belum bisa menjamin mereka yang pelaku seni sebagai penghidupan karena segala sesuatu hal juga butuh financial yang mendukung. Dan itu menjadi sebuah problem juga di Aceh.

“saya berharap bagi mereka yang punya hak-hak kebijakan dalam dunia seni bisa lebih menyediakan sebuah tata ruang bagi mereka-mereka pelaku seni tradisi, jangan melulu hanya terfokus pada event ataupun konser karena sifatnya itu akan habis, jadi pemerintah, pemangku adat dan kebudayaan harus bisa menciptakan sebuah ruang bagi pelaku-pelaku seni tradisi, dan harapan saya kita semua harus bisa fokus dan bagi mereka yang mengambil kebijakan harus bisa menciptakan ruang untuk hal ini, “ tutupnya kepada dialeksis.


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda