Beranda / Berita / Aceh / Pelantikan KNPI Bireuen, Ini Nasehat Tu Sop

Pelantikan KNPI Bireuen, Ini Nasehat Tu Sop

Minggu, 16 Januari 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop saat memberikan tausiah di pelantikan KNPI Bireuen, Sabtu (15/1/2022). [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Sejumlah Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen dilantik untuk periode 2021-2024, pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan Bendera KNPI dari Ketua KNPI Aceh kepada Ketua KNPI Bireuen pada Sabtu (15/01/2022) di Halaman Pendopo Bupati setempat.

Adapun yang dilantik, yaitu Muammar Kadafi S.Pd.I sebagai Ketua, Sudirman Ismail S.Kom sebagai Bendahara, Hendri Suheri SE sebagai Sekretaris dan seluruh pengurus KNPI lainnya.

Turut hadir Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani, SH, M.Si, Forkopimda, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRK serta tamu dan undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop dalam tausiahnya menyebut, baik buruknya Bireuen ke depan sangat tergantung dari peran pemuda. Untuk itu para pemuda harus memiliki tiga kecerdasan yang wajib diimplementasikan dalam semua pergerakan, yaitu Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional. Dari ketiga kecerdasan tersebut, kecerdasan spiritual adalah yang paling utama.

"Persoalan yang serius harus dihadapi dengan serius pula, kita boleh enjoy, tapi jangan 24 jam enjoy. Maka saya datang hari ini karena serius menaruh harapan ini. Sesungguhnya masa depan Bireuen ada pada anak-anak muda, inilah yang kita harapkan," sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).

Menurutnya bagaimana kita melakukan sebuah pergerakan tidak hanya sebuah wacana/Muharrik (pergerakan), KNPI objektif di dalam melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat memberi solusi karena, kalah cepat di dalam sebuah pergerakan akan cepat kalah di dalam persaingan, jelas Tu Sop.

Oleh sebab itu kita harus sadar saat ini kita di era milenial dengan persaingan global, kita berada di era penjajahan gaya baru kalau kita tidak memperkuat perencanaan ke depan maka harus menerima resiko menjadi bangsa yang direncanakan orang. 

"Berbahaya bagi anak-anak kita, berbahaya untuk Aceh jangka panjang dan Indonesia nantinya. Itulah harapan kita, terjemahkan itu secara benar dari segi aspek kehidupan, pemikiran dalam sikap dan perilaku kita," pinta Tu Sop. [FAJ]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda