Beranda / Berita / Aceh / Pemko Banda Aceh Nilai Swab Massal Tidak Efektif

Pemko Banda Aceh Nilai Swab Massal Tidak Efektif

Kamis, 17 September 2020 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +



DIALEKSIS.COM| Banda Aceh- Wacana tentang swab massal untuk dilakukan di Banda Aceh mencuat. Ketua DPRK Pemko Banda Aceh Farid Nyak Umar menilai, swab massal harus dilakukan, mengingat Banda Aceh merupakan daerah tertinggi terpapar corona di Aceh.

Namun usulan ketua DPRK Banda Aceh itu, mendapat penjelasan dari Irwan Kabag Humas Pemko Banda Aceh. Menurutnya swab massal belum diperlukan. Untuk menekan lonjakan Covid-19, Pemerintah Kota Banda Aceh mengeluarkan Peraturan Wali Kota tentang protokol kesehatan.

Menurut Kabag Humas Irwan, dalam keteranganya kepada media, Kamis (17/09/2020) Perwal yang dikeluarkan Walikota dengan nomor 51, adalah upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran corona.

“Dalam perwal itu juga dimuat beberapa sanksi yang diberikan kepada pelanggar. Intinya kita ingin menerapkan 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan,” sebut Kabag Humas.

Menurutnya, pihak Pemko juga bakal melakukan melakukan tracing penyebaran Covid-19. Pihaknya bersama DPRK Banda Aceh akan menambah anggaran untuk mendapatkan PCR yang lebih banyak , bekerja sama dengan Laboratorium Universitas Syiah Kuala.

Kabag Humas menyebutkan, tes swab massal kurang efektif dilakukan. Namun untuk penambahan tes swab itu sangat perlu dilakukan.

“Selama ini tes swab hanya dilakukan kepada yang dicurigai kluster baru. Jika di sebuah instansi ada satu orang yang terpapar Covid-19, maka akan dilakukan swab kepadanya. Juga dilakukan tracing kontak erat dengan yang terpapar itu , kemudian dilakukan swab,”sebut Irwan.

Sebelumnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menyarankan Pemko Banda Acehharus melakukan tes swab massal kepada warga Banda Aceh. Menurutnya, Banda Aceh sudah tercatat sebagai daerah tertinggi penyebaran corona.

Farid menyebutkan, targetnya tiga bulan ke depan untuk dilakukannya 5.000 swab massal. Minimal dalam sebulan ada 1500 warga yang dilakukan test swab.

“Ini menjadi penting, karena hari ini banyak pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kondisinya sehat tapi tanpa sadar pembawa virus ke tempat lain,” sebut ketua DPRK.

Namun, Walikota Banda Aceh melalui Humasnya menjelaskan, swab masal itu tidak belum efektif dan menghabiskan anggaran. (baga)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda