Beranda / Berita / Aceh / Plt Gubernur Aceh Terima Audiensi Pengurus PGRI Aceh

Plt Gubernur Aceh Terima Audiensi Pengurus PGRI Aceh

Senin, 27 Juli 2020 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerima audiensi pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Aceh, Banda Aceh, Sabtu, (25/7/2020).


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Plt Gubernur Aceh  Nova Iriansyah menerima 20 orang pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh, di rumah kediamannya, Banda Aceh, Sabtu (25/7/2020).

Nova menyambut pengurus organisasi profesi guru itu dengan tangan terbuka, dan mendengar secara seksama aspirasi para “Cek Gu” yang disampaikan Ketua PGRI Aceh, Al-Munzir. Munzir mengawali pembicaraan dengan ucapan terima kasih kepada orang nomor satu Aceh itu, karena berkenan menerima kehadirannya meski baru mendarat dari Jakarta.

Ketua PGRI Aceh itu mengapresiasi kerja keras Plt Gubernur Nova dan jajaran Pemerintah Aceh yang pantang menyerah menghadapi tantangan membangun Aceh, termasuk tantangan dalam menuntaskan pembangunan 12 ruas jalan tembus antar kabupaten/kota, di pelbagai pelosok Aceh, yang tak kunjung selesai sejak puluhan tahun silam.

“Guru di daerah juga membutuhkan jalan yang bagus untuk menuju ke tempat tugasnya, mengajar di sekolah-sekolah terpencil di pelbagai pelosok Aceh,” ujarnya.

Selanjutnya, Munzir menjelaskan fungsi organisasi yang dipimpinnya bagi seluruh anggota PGRI Aceh. Fungsi PGRI memperjuangkan kesejahteraan, peningkatan kapasitas guru, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah. PGRI juga melakukan pembelaan hukum bagi anggota yang berurusan dengan lembaga peradilan.

Plt Gubernur Nova, menurut Munzir dan diaminkan oleh 20 pengurus PGRI yang hadir, telah berusaha meningkatkan harkat dan martabat guru dengan meningkatkan kesejahteraannya, terutama guru-guru SLTA/SMK/SLB yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Aceh. Mohon upaya tersebut ditingkat lagi dengan skema lainnya seperti Tunjangan Prestasi Kerja (TPK) dan tunjangan hari meugang, pinta Munzir.

Pada kesempatan tersebut, Munzir melaporkan ada banyak lulusan Sekolah Menengah Khusus (SMK) yang belum memperoleh kesempatan kerja. Ia mengusulkan peningkatan kapasitas kelembagaan SMK dan penambahan tenaga pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk meningkatan kualitas lulusannya. Perlu ada Forum SMK yang melibatkan seluruh stakeholder, agar lulusan SMK dan SLB Aceh lebih mandiri, usulnya.

Sementara itu, salah seorang pengurus PGRI Aceh, Khairurrazi menyampaikan kesulitan para guru selama belajar secara daring. Menurutnya, ada sebagian guru belum mampu melaksanakan proses belajar-mengajar secara daring. Ia berharap belajar tatap muka segera di laksanakan kembali.

“Kami ingin melaksanakan belajar tatap muka dengan protokol kesehatan, sesuai ketentuan” sebut Khairurrazi.

Menanggapi apresiasi, usulan, dan saran, dari Ketua dan Pengurus PGRI Aceh tersebut, Plt Gubernur Nova Iriansyah mengaku bisa merasakan detak jantung dan denyut nadi para guru di seluruh Aceh.

“Saya sendiri berangkat dari seorang guru,” ujar Nova yang juga dosen dan Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, sebelum ia terpilih menjadi anggota DPR RI 2009-2014.

Nova sepakat fungsi PGRI Aceh memperjuangkan kesejahteraan guru, peningkatan kapasitas, dan memberi bantuan hukum bagi anggotanya, namun harus dilakukan sesuai sumpah dan janji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

PGRI sebagai wadah berserikat dan berkumpul dilindungi oleh undang-undang dan memperjuangkan hak-hak anggota pun harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan. PGRI harus fokus pada substansi, bukan pada aksi orasi atau unjuk rasa, karena guru merupakan bagian dari pemerintah sebagai abdi negara di bidang pendidikan.

Selaku Plt Gubernur Aceh, diminta atau tidak, akan terus berjuang untuk kesejahteraan guru. Perhatian yang sama harus diberikan kepada organisasi profesi dan organisasi masyarakat. Sebagai pemimpin daerah harus bersikap adil dan tidak diskriminatif, kata Nova. Harapan ideal kita kadang tidak serta-merta dapat diwujudkan sepenuhnya karena ada keterbatasan, seperti kemampuan keuangan daerah, karena itu perlu ada skala prioritas.

Menyangkut kesejahteraan guru, sejauh anggaran tersedia, pasti ditingkatkan secara merata, katanya. Hanya saja, kita sedang menghadapi Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Kita bersyukur masih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan. Ada daerah lain pertumbuhan ekonominya sudah minus, dan angka kemiskinan meningkat. Bahkan, negara yang lebih awal diserang Covid-19 mulai menghadapi krisis.

“Kasus Covid-19 di Aceh masih paling rendah di Indonesia, namun kita tidak boleh lengah. Pengalaman negara lain pelajaran bagi kita. Pemerintah Aceh telah menggulirkan Gerakan Aceh Mandiri Pangan (Gampang) untuk antisipasi segala kemungkinannya,” jelas Nova.

Pada situasi pandemi ini, lanjut Nova, para kepala sekolah dan dewan guru hendaknya lebih kreatif dan saling berbagi. Saling berbagi keterampilan teknis tentang teknologi informasi demi kelancaran proses belajar-mengajar daring, yang terpaksa kita tempuh saat ini.

“Belajar tatap muka hanya boleh dilaksanakan di zona hijau, itu pun harus dengan ketentuan protokol kesehatan yang sangat ketat,” kata Nova mengingatkan.

Mengenai usulan Forum SMK perlu pertimbangan lebih matang. Ada Dinas Pendidikan Aceh, Biro Keistimewaan Aceh, dan juga Majelis Pendidikan Aceh (MPA) untuk diajak bicara teknis dan substantif. MPA sedang dibenahi agar lebih akseleratif menjalankan tugas dan fungsinya. PGRI bisa saling berbagi informasi untuk peningkatan kapasitas SMK dan SLB, termasuk isu kesejahteraan guru-guru kita di seluruh Aceh

“Silahkan ditindaklanjuti pertemuan ini secara teknis dan substantif,” tutup Nova, yang saat itu didampingi Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Sekda Aceh, M.Jafar, Karo Isra, Zahrol Fajri dan Jubir Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda