Beranda / Berita / Aceh / Rehab Asrama, Mahasiswa di Luar Daerah Apresiasi Komitmen Pemerintah Aceh

Rehab Asrama, Mahasiswa di Luar Daerah Apresiasi Komitmen Pemerintah Aceh

Sabtu, 31 Oktober 2020 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni/Biyu
Kolase foto Ketua IKAMAPA Bogor Firdaus Noezula (kiri) dan Ketua Himpasay Nurul Ikhsan (kanan). [Dok. Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh (IKAMAPA) Bogor dan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh-Yogyakarta (Himpasay) mengapresiasi komitmen Pemerintah Aceh melalui Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah terkait rehab asrama mahasiswa Aceh di luar daerah.

Diketahui, Pemerintah Aceh merehab sebanyak tujuh asrama mahasiswa Aceh di luar daerah seperti Asrama Panglima Teuku Nyak Makam Aceh dan Asrama Putri Pocut Baren Aceh di Bandung (Rp 751.000.000), Asrama Sultan Iskandar Muda (Belimbing) di Bandung (Rp 569.410.000), Asrama Teuku Umar Aceh (Cicendo) di Bandung (Rp 751.790.000).

Kemudian, Asrama Tanah Rencong Aceh di Padang (Rp 777.000.000), Asrama Pocut Baren di Bogor (Rp 637.637.000) dan Asrama Putra Meuligo Iskandar Muda (Ponco) di Yogyakarta (817.817.000).

Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh (IKAMAPA) Bogor, Firdaus Noezula mengatakan, pihaknya sangat bersyukur karena banyak asrama mahasiswa Aceh yang ada di luar daerah seperti di Jawa dan Sumatera kondisinya memang sangat memprihatinkan.

"Sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di luar Aceh, kita bersyukur dan ini penting sekali dilakukan oleh pemerintah Aceh sebagai wujud kepedulian terhadap peningkatan SDM Aceh," ungkap Firdaus saat dihubungi Dialeksis.com, Sabtu (31/10/2020).

Ia berujar, selama ini tidak semua mahasiswa yang kuliah di luar Aceh menggunakan beasiswa.

"Dengan adanya asrama ini akan memberikan kemudahan dan keringanan bagi mahasiswa yang sedang kuliah di luar Aceh, terutama mereka yang biaya sendiri," jelasnya.

Ketua IKAMAPA Bogor itu mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kepala BPSDM Aceh. Dari 21 total asrama di Pulau Jawa dan Sumatera saat ini, ada tujuh asrama di bawah Pemerintah Aceh melalui BPSDM.

"Yang lain itu masih di bawah yayasan. Selain rehab, pemerintah Aceh juga sedang melakukan pengalihan aset dari yayasan agar bisa diurus, tidak terbengkalai dan rusak seperti yang terjadi selama ini," jelas Firdaus.

Selanjutnya, Ketua IKAMAPA Bogor itu berharap agar asrama yang berada di bawah pemerintahan Aceh saat ini diberi biaya operasional seperti listrik, air, WiFi dan biaya kebersihan.

"Artinya, kita berharap asrama-asrama yang sudah dibangun ini nantinya bisa disubsidi Pemerintah Aceh. Kita sudah sampaikan ke Kepala BPSDM, pihaknya mungkin tidak mampu memberikan beasiswa kepada seluruh mahasiswa, tapi paling tidak bisa mensubsidi biaya tinggal kepada asrama di bawah pemerintahan Aceh," ungkap Firdaus.

"Kalau ini diakomodir tahun depan, tentu akan berdampak baik bagi mahasiswa yang ada di luar Aceh. Karena selama ini asrama dihuni oleh teman-teman yang tidak ada beasiswa, prioritas yang ekonominya menengah ke bawah. Manfaatnya bisa dirasakan banyak orang bila disubsidi asrama-asrama ini," tambahnya.

Meski demikian, sejauh ini IKAMAPA Bogor sangat mengapresiasi langkah yang diambil Plt Gubernur Aceh karena terus memberikan perhatian kepada mahasiswa Aceh di luar daerah yang sedang menuntut ilmu.

"Pemerintah Aceh selama ini sudah mengalokasikan beasiswa untuk berbagai jenjang pendidikan dalam negeri maupun luar negeri. Saya tidak tahu berapa alokasi angka beasiswa selama ini, tapi paling tidak sudah dilakukan," jelas Firdaus.

"Perhatian pemerintah Aceh, besar ataupun kecil, selalu ada untuk kami," tutupnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh-Yogyakarta (Himpasay) Nurul Ikhsan juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Plt Gubernur Aceh terhadap mahasiswa di luar daerah.

"Permasalahan asrama di Yogyakarta itu bisa kita bilang tidak layak huni. Saya melihat Pemerintah Aceh sekarang ada keseriusan. Kami apreasiasi dengan komitmen Plt Gubernur Aceh," ungkap Ikhsan.

Ketua Himpasay menjelaskan di Yogyakarta itu ada lima asrama, satu asrama milik pemerintah Aceh (Pocut Baren). Kemudian asrama Ponco sudah on proses, sudah jadi milik Pemerintah Aceh.

"Sekali lagi, kami sangat apresiasi komitmen Pemerintah Aceh ini untuk mahasiswa di luar daerah," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda