Beranda / Berita / Aceh / Temuan Kejanggalan Pembelian Buku Pustaka dan PAUD Gampong di Bireuen

Temuan Kejanggalan Pembelian Buku Pustaka dan PAUD Gampong di Bireuen

Jum`at, 18 Desember 2020 17:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajrizal

Anggaran Rp 10 juta/Gampong, cuma segini buku yang didapatkan. [Foto: Kolase Fajrizal /Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Pembelian Buku Perpustakaan Gampong dan Buku PAUD Gampong untuk empat Kecamatan di Bireuen (Gandapura, Kuala, Peusangan Siblah Krueng, Juli) yang menggunakan anggaran Desa (DD) Tahun 2020 sebanyak Rp 10 juta/Gampong ditemukan sejumlah permasalahan.

Permasalah tersebut diantaranya satu nomor International Standard Book Number (ISBN) berlaku untuk beberapa jenis buku, Padahal setiap nomor ISBN hanya berlaku untuk satu jenis buku. Selain itu terjadi perbedaan harga online dengan harga pemasok lebih dari 50 persen serta foto visual di berita acara serah terima barang juga diolah.


Keterangan: nomor ISBN buku saat dibarcode berbeda

Berdasarkan kwitansi pembayaran (Invoice_red) buku Perpustakaan dan PAUD Gampong untuk Empat Kecamatan tersebut dipasok oleh PT PRAMA PUTRA MANDIRI (Contractor-Leveransier) beralamat Dusun Rawa Sakti Jeulingke Banda Aceh.

Dialeksis.com sudah beberapa kali menghubungi pihak PT PRAMA PUTRA MANDIRI melalui nomor telepon yang tertera di kertas Invoice namun tak pernah diangkat, meski panggilan masuk.

Dari uji petik sampel buku yang didapatkan Dialeksis.com misalnya buku "Makna Asmaul Husna Untuk Anak" harga online Rp 61.875,00 ribu, harga pemasok Rp 110.000 ribu, begitu juga dengan buku yang lain buku " Kisah 25 Nabi" harga online Rp 72.600,00 ribu, harga pemasok Rp 148.000 ribu. Beberapa jenis buku yang lain juga demikian, dugaan kuat ada indikasi Mark Up harga. Kualitas kertas dari buku juga sangat buruk (buram_red).

Selain itu untuk menguji keabsahan nomor ISBN Dialeksis.com memanfaatkan aplikasi pengecekan nomor ISBN melalui isbn.perpusnas.go.id, ketika di scan barcode ISBN dibeberapa buku tersebut malah sebagian barcode ISBN tidak terbaca dan satu barcode ISBN terbaca untuk beberapa jenis buku, Dugaan ISBN di buku tersebut tak terdaftar.

Beberapa Keuchik Gampong yang dikunjungi Dialeksis.com yang ada di Kecamatan Gandapura dan beberapa Kecamatan lainnya mengaku kecewa. Para kepala desa ini mengaku tak menyangka bahwa uang desa (DD) Tahun 2020 yang mereka alokasikan untuk pembelian buku ini sebanyak Rp 10 juta buku yang didapatkan tidak sesuai keinginan.

"Buku hanya dimasukan dalam dua kardus Indomie, Kualitas kertas buku buruk, buku tidak bisa kami manfaatkan. Kami dipaksa Kecamatan untuk membeli buku," kata seorang keuchik pada Dialeksis.com, Kamis (17/12/2020) sambil memperlihatkan berbagai jenis buku.

Mereka juga mengakui dalam hal pembelian buku Pustaka Gampong dan Buku PAUD Gampong mendapat tekanan dari kecamatan.

Ia mengatakan sebelumnya ketika pengajuan APBG P Tahun 2020, Kalau belum dimasukan item pembelian buku. APBG Perubahan yang diajukan dikatakan tidak lengkap oleh pihak kecamatan. "APBG P tak lengkap. Kita selalu dihubungi oleh pihak Kecamatan," ungkapnya.

Awalnya cerita beberapa Keuchik, dalam rapat bersama yang dipimpin Camat Gandapura Mirza Fahmi para keuchik di Gandapura menawarkan pilihan jika memang pembelian buku tersebut sebuah kewajiban yang harus dialokasikan anggaran dalam APBG-P supaya jenis buku diberikan kewenangan kepada Keuchik Gampong supaya dapat menentukan jenis buku.

Saat rapat bersama tersebut difasilitasi BKAD Gandapura, sejumlah keuchik meminta buku tersebut dibeli oleh Keuchik saja. Agar memudahkan keuchik untuk membeli buku sesuai kebutuhan.

"Namun jawaban mengecewakan diberikan Camat. Saat itu Camat menjawab jika demikian permintaan. Pergi saja ke Jeulingke Banda Aceh. Tanya saja sama orang disana," kata seorang keuchik mengulang jawaban Camat.

Camat Gandapura Mirza Fahmi dihubungi Dialeksis.com Jumat pagi bernomor handphone 0852702727XX mengatakan akan menemui pewarta Dialeksis.com untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Setelah shalat Jumat dan ditunggu hampir empat jam lebih, Camat Mirza Fahmi dihubungi kembali melalui telepon selulernya tak diangkat. Begitu juga pesan yang dikirim tak mendapat balasan.


Dari informasi yang didapatkan Dialeksis.com dari total 17 Kecamatan yang ada di Bireuen hanya 4 Kecamatan yang memesan buku tersebut. Kecamatan Gandapura sebanyak 40 Gampong dengan alokasi anggaran Rp 10 juta/Gampong, Kecamatan Kuala sebanyak 20 Gampong, Kecamatan Juli dan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng. (Faj) 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda