Beranda / Berita / Aceh / Wamenkominfo Nezar Patria Beri Kuliah Umum terkait AI di USK

Wamenkominfo Nezar Patria Beri Kuliah Umum terkait AI di USK

Senin, 26 Februari 2024 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Wamenkominfo RI, Nezar Patria menyampaikan kuliah umum dengan materi "Menavigasi Revolusi AI: Karier di Masa Depan dan Potensi Manusia" di  FMIPA USK, Senin (26/2/2024). [Foto: Humas USK]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia melaksanakan roadshow di Universitas Syiah Kuala (USK), dengan mengusung tema "Membentuk Karir Masa Depan di Era Berbasis AI". Kegiatan ini berlangsung di Aula FMIPA kampus setempat, Senin (26/2/2024).

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan dalam sambutannya mengatakan, kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, dapat memberikan semangat baru bagi mahasiswa dalam menekuni ilmu pengetahuan, dan melakukan inovasi sehingga dapat menunjang karir ke depan.

“USK patut berbangga, mampu melahirkan sarjana yang telah mendirikan berbagai platform berbasis AI yang telah digunakan secara masif, beberapa diantaranya adalah twibbonize.com (media kampanye digital) dan suratplus.com (generator surat otomatis). Dua contoh tersebut merupakan gambaran bahwa lulusan USK mampu menyumbangkan talenta digitalnya bagi bangsa,” ungkap Prof Marwan.

Keberhasilan USK dalam mencetak manusia unggul di bidang IT tidak diperoleh serta merta. Namun ada proses panjang didalamnya. Rektor menyampaikan, sejak tahun 2021, USK sudah memiliki Prodi Magister Kecerdasan Buatan di bawah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA. Program studi tersebut lahir melalui DSAI Project, Erasmus+ yang bertujuan untuk membentuk program studi data science and artificial intelligence di Asia, yang salah satunya berada di USK.

Untuk itu, Prof Marwan berharap, kolaborasi antara USK dengan Kemenkominfo yang telah terjalin harmonis sejak tahun 2019 dapat terus berlanjut. Salah satu program yang dilaksanakan secara konsisten setiap tahunnya adalah Digital Talent Scholarship = Fresh Graduate Academy (DTS FGH), yang bertujuan untuk melatih kemampuan talenta-talenta muda sesuai dengan kebutuhan industri.

Insya Allah beberapa pembelajaran yang ada dalam program DTS FGH akan diintegrasikan ke dalam kurikulum baru USK, khususnya pada sejumlah pembelajaran yang memang memerlukan muatan-muatan digital. Kerjasama program DTS FGH telah memberikan banyak manfaat bagi USK.

“USK meyakini kolaborasi USK Kominfo RI pada hari ini juga akan memberikan manfaat besar bagi semua hadirin terutama mahasiswa, alumni USK. Selain itu, dengan dukungan BPSDM Kominfo dan Microsoft Indonesia diharapkan para lulusan dapat meningkatkan kapasitas digital. Tidak hanya menguasai penggunaan AI namun juga memperhatikan keamanan cyber sebagai salah satu resiko perkembangan digital,” ujar Rektor.

Wamenkominfo RI, Nezar Patria menyampaikan kuliah umum dengan materi "Menavigasi Revolusi AI: Karier di Masa Depan dan Potensi Manusia". Dirinya terlebih dulu mengapresiasi USK yang telah membuka S2 Prodi Kecerdasan Buatan.

“Dengan dibukanya S2 AI di USK, saya kira menjadi salah satu universitas yang cepat merespon perkembangan zaman. Dengan kolaborasi, (semoga) bisa memperkuat dan memperkuat para talenta digital yang ada di USK,” kata Wamenkominfo.

Salah satu tantangan dari kemunculan AI, kata Nezar adalah hilangnya sejumlah lapangan pekerjaan. Namun begitu, ada banyak jenis pekerjaan lainnya yang muncul. Menurutnya, profesi maupun jenis pekerjaan yang hilang itu dikarenakan mereka tidak beradaptasi atau tidak menggunakan AI.

“Sekurang-kurangnya ada lima skill yang dibutuhkan di era disrupsi AI. Berpikir kreatif, pola pikir analitik, literasi teknologi, pola pikir sistemik, AI dan big data,” tutur Nezar.

Untuk itu, dirinya menyampaikan, Kominfo memiliki sejumlah program pengembangan digital, meliputi: advanced digital skill, intermediate skill dan basic digital skill-digital literacy. Lebih jauh, ia menerangkan bahwa AI telah menjadi bagian dari ekonomi masa depan.

“Saat ini pertumbuhan ekonomi digital Indonesia masih kurang dari 10 persen dari PDB. Kita harus bekerja keras. Hingga tahun 2030, paling tidak Indonesia butuh 9 juta talenta digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital,” jelasnya. [hu]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda