Beranda / Analisis / PLN Operasikan Empat Infrastruktur Kelistrikan Baru untuk Gairahkan Ekonomi Ibu Kota

PLN Operasikan Empat Infrastruktur Kelistrikan Baru untuk Gairahkan Ekonomi Ibu Kota

Rabu, 10 November 2021 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Total investasi yang dikeluarkan PLN mencapai Rp 318 miliar untuk meningkatkan keandalan listrik di Ibu Kota

DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT PLN (Persero) meningkatkan keandalan pasokan listrik DKI Jakarta dengan mengoperasikan empat infrastruktur baru. Hal ini merupakan wujud komitmen PLN menjadikan listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Keempat infrastruktur kelistrikan tersebut adalah GIS 150 kV Muara Karang Baru, Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) Pulogadung II - New Pulogadung Sirkit 2, Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Pulogadung II, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Pulogadung II Incomer.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) Ratnasari Sjamsuddin berharap, dengan beroperasinya infrastruktur kelistrikan ini dapat memberikan layanan listrik yang lebih andal dan berkualitas ke konsumen khususnya di sentra perekonomian dan bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan usaha.

"Kebutuhan akan pasokan listrik terus meningkat di DKI Jakarta, terlebih lagi sebagai Ibukota Negara yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat kegiatan ekonomi nasional. Hal tersebut membuat PLN terus bekerja keras agar senantiasa bisa menyediakan kualitas listrik yang prima," ucapnya.

Untuk GIS 150 kV Muara Karang Baru, pemberian tegangan perdana (energize) dilakukan dalam dua tahap. Energize pertama dilakukan pada Selasa (2/11) pukul 22.11 WIB, dan energize keseluruhan berhasil dilakukan pada Selasa (9/11) pukul 00.18 WIB.

Ratnasari mengungkapkan, pembangunan proyek GIS 150 kV Muara Karang Baru di lahan seluas 22.392 m2 senilai Rp 119,8 miliar ini bermanfaat bagi keandalan pasokan listrik di ibu kota.

Dirinya juga menambahkan, pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan GIS 150 kV Muara Karang Baru ini memperhitungkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kami turut memasukkan TKDN sebesar 32,23 persen. Hal ini merupakan komitmen kami untuk turut menggerakkan industri dalam negeri,” tambah Ratnasari.

GIS 150 kV Muara Karang Baru dibangun di bawah transmisi eksisting, sehingga dapat langsung memperoleh pasokan listrik dengan membangun 1 tower SUTT 150 KV Incomer yang disambungkan kepada jalur transmisi eksisting tersebut.

“Proyek ini mendapatkan pasokan listrik dari jalur transmisi SUTT 150 kV PIK “ Muara Karang Baru, yang disambungkan menggunakan 1 tower SUTT 150 kV Incomer,” pungkas Ratnasari.

Sementara itu, tiga proyek infrastruktur kelistrikan berikutnya yang juga baru dirampungkan PLN yaitu SKTT Pulogadung II - New Pulogadung Sirkit 2 yang beroperasi pada Kamis (4/11) pukul 01.15 WIB, disusul dengan pengoperasian GIS 150 kV Pulogadung II pada Jumat (5/11) pukul 03.27 WIB, serta SUTT 150 kV Pulogadung II Incomer pada pukul 16.30 WIB.

Ratnasari menuturkan, pembangunan ketiga proyek ini menelan biaya investasi senilai Rp 198,7 miliar dengan TKDN sebesar 59,67 persen.

"Ketiga proyek ini dibangun dalam rangka meningkatkan keandalan dan kapasitas penyaluran untuk wilayah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Timur dan sekitarnya," terang dia.

Ratna mengatakan, proyek yang terletak di daerah Pulogadung, Jakarta tersebut akan mengalirkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Priok dan Interbus Transformer (IBT) Bekasi.

“Keberadaan proyek GIS 150 kV Pulogadung ini sangat penting karena berada pada jalur tulang punggung sub-sistem kekistrikan Priok-Bekasi," jelasnya.

Proses pembangunan proyek ini pun tidak terlepas dari tantangan, seperti jalur SKTT Pulogadung II - New Pulogadung yang berada satu lokasi dengan instalasi eksisting lainnya.

"Jalur SKTT ini berdampingan baik dengan kabel 20 kV maupun kabel 150 kV yang sudah ada sebelumnya, sehingga memerlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam pelaksanaan pekerjaannya," tambah Ratnasari.

Selain itu, untuk tahapan pengerjaan SUTT 150 kV Pulogadung II Incomer berhubungan dengan jalur transmisi backbone. Transmisi ini dikerjakan di atas Gantry GI Pulogadung konvensional yang menyuplai listrik untuk pelanggan.

“Hal tersebut menyebabkan masa pemadaman yang diizinkan tidak bisa terlalu lama untuk menyelesaikan proyek ini," tukas Ratnasari.

Ratna menjelaskan, untuk mengatasi tantangan tersebut pihaknya telah melakukan terobosan, berupa optimalisasi jadwal padam dengan sinkronisasi pekerjaan potong sambung di GIS 150 kV Pulogadung II, bersamaan dengan pekerjaan ekstension GIS 150 kV Penggilingan.

“Agar tidak mengganggu kualitas penyaluran listrik dari infrastruktur yang sudah eksisting,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda