Beranda / Berita / Biar Tidak Punah, Pemerintah Sarankan Hidupkan Petani Muda

Biar Tidak Punah, Pemerintah Sarankan Hidupkan Petani Muda

Senin, 11 Oktober 2021 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM |  Jakarta - Presiden Joko Widodo mengajak kalangan muda Indonesia kembali menekuni dunia pertanian. Menurut Presiden, hanya dengan cara itu negara ini kembali berjaya dan merdeka atas hasil tani yang sangat menjanjikan.

“Saya berharap keberadaan forum petani organik muda ini dapat mengajak lebih banyak anak-anak muda untuk kembali bertani, tidak malu, tidak gengsi. Tapi sebaliknya, bangga dan bersemangat karena menjadi petani itu mulia," kata Jokowi dalam sambutannya.

Presiden mengatakan, Indonesia bisa terbebas dari bayang-bayang impor jika semua anak muda memiliki pola pikir yang maju, khususnya dalam pembangunan pertanian ke depan. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi negara pengekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri jika sektor pertanian selalu menjadi pilihan bagi sumber kehidupan.

"Dengan pengolahan pertanian secara modern, saya harapkan pertanian Indonesia dapat tumbuh sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional. Pertanian akan semakin maju. Masyarakat akan semakin lebih sejahtera," katanya.

Dikatakan Presiden, sektor pertanian adalah masa depan yang memiliki peluang besar dalam pasar industri nasional maupun global. Apalagi di tengah tren hidup back to nature, Presiden beranggapan bahwa masyarakat saat ini mulai peduli pada kesehatan. Oleh karena itu, inovasi pada sektor pertanian akan menjadi pilar penting pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adapun inovasi yang dimaksud Presiden, diantaranya adalah perbaikan produksi hingga perbaikan pasca panen seperti proses penanaman, pemeliharaan, hingga pengolahan branding, packaging dan pemasaran. Karena itu, dibutuhkan peran anak muda dalam melakukan inovasi agar keberadaan petani muda terus meluas.

"Saya percaya apa yang dilakukan para petani muda organik ini bisa bergulir dengan cepat. Memunculkan berbagai inisiatif di kalangan anak-anak muda. Meluaskan minat menjadi petani, dan mendorong regenerasi petani Indonesia," katanya

Ujung tombak

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menekankan sektor pertanian menjadi ujung tombak sebuah bangsa. Hal tersebut disampaikan oleh Puan saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam perhelatan panen raya di Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

“Pertanian adalah urusan hidup matinya sebuah bangsa. Jangan sampai profesi petani di Indonesia makin ke depan makin tidak dilirik generasi muda dan akhirnya malah punah,” ungkap Puan.

Bagi politisi PDI-Perjuangan ini, proses menanam hingga mencapai panen bukan perkara yang mudah. Tentu, setiap proses memerlukan kegigihan, ketekunan, kesabaran, pengetahuan, dan kerja keras. Jika masa panen tiba, perayaan menjadi hal yang patut bagi para petani untuk merayakan dengan rasa syukur.

Lebih lanjut, Puan mengajak setiap masyarakat Indonesia agar turut mengungkapkan rasa syukur kepada para petani. Menurutnya, profesi petani tidak boleh dipandang sebelah mata, karena para petani dan alam telah memberikan manfaat yang tak ternilai untuk menopang kehidupan manusia.

“Kita merayakan hasil kerja keras petani yang bisa membawa kesejahteraan bagi keluarga petani dan menghadirkan pangan bagi banyak orang,” terang legislator daerah pemilihan Jawa Tengah V itu.

Oleh karena itu, dirinya meminta pemerintah fokus menyelesaikan masalah di sektor pertanian. Di antaranya, mengatasi persoalan kelangkaan pupuk non subsidi, keterbatasan pupuk subsidi, dan rendahnya harga gabah. Selain itu, ia ingin agar segera mempercepat adaptasi teknologi. Dengan semakin cepat proses adaptasi, maka akan meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani.

Bagian lain yang menurutnya perlu diperhatikan adalah keseluruhan rantai pasok (supply chain) mulai dari tingkat hulu hingga ke hilir. “Jangan sampai rantai pasok malah menjadi beban dari sektor pertanian, padahal harusnya rantai pasok itu memberi kemudahan,” ucap Puan.

Ia berharap semua pihak bergotong royong untuk membantu mewujudkan kesejahteraan petani serta terlibat dalam proses regenerasi profesi petani. “DPR RI akan terus memaksimalkan fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran untuk bersinergi dengan pemerintah agar sektor pertanian kita maju dan petani kita sejahtera,” tutup Puan.

Data petani muda

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mencatat petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang.

"Hanya sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua," Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Dedi Nursyamsi menjelaskan dengan kondisi tersebut, Kementan pun berupaya melakukan percepatan regenerasi petani dalam rangka pembangunan pertanian nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, jumlah petani muda terjadi penurunan 415.789 orang dari periode 2017 ke 2018.

Dedi menilai perlunya pelopor pertanian yang diharapkan membuat jejaring usaha pertanian untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Selain untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian, petani milenial diharapkan meningkatkan produktivitas lahan dan komoditas.


Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda