Beranda / Dialog / Rijaluddin : Pangan Wilayah Tengah Cukup, Tinggal Aksesnya

Rijaluddin : Pangan Wilayah Tengah Cukup, Tinggal Aksesnya

Rabu, 02 September 2020 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +


[Rijaluddin SH, MH politikus muda Anggota DPRA dari Komisi II Fraksi PKB-PDA, Foto: Istimewa/Dialeksis]


Aktor politik selalu berubah seiring dinamika politik yang mempengaruhi dalam bentuk sejarahnya masing-masing. Salah satunya politikus muda yang identik sangat energi, visioner, dan memiliki kemampuan berbeda dari pendahulunya. Tentunya dari sisi pengalaman dan rekam jejak akan berbeda jika dibandingkan politikus tua, namun kelebihan lainnya mampu ditutupi dari kekurangan yang ada jika mereka ingin belajar mencari pengetahuan dari pengalaman politikus tua. 

Rijaluddin SH, MH politikus muda Anggota DPRA dari Komisi II Fraksi PKB-PDA. Ia dibesarkan dari keluarga yang memiliki latarbelakang beragam. Bagaimana pikirannya memajukan Aceh, khususnya daerahnya sendiri maupun dapilnya dari sisi memajukan ketahanan pangan. Simak wawancara khusus ini yang disarikan dari chanel youtube Jalan Ary Official. Berikut ini petikan hasil wawancaranya :

Hal apa yang melatarbelakangi anda tertarik terjun ke Arena Politik?

Pertama adalah latar belakang keluarga saya yang aktif bergelut di bidang politik. Salah satunya saudara kandung saya adalah tokoh politik yang beberapa kali ikut dalam percaturan politik di Kabupaten. Sebelumnya saya aktif di bidang sosial, yaitu Aceh Gayo Foundation yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Kedua, saya juga banyak bergaul dengan orang orang politik. Sehingga dari situ saya tergerak untuk terjun ke politik untuk bisa berbuat lebih banyak bagi masyarakat.

Bagaimana dengan imej bahwa arena politik itu adalah arena penuh intrik dan saling sikut?

Saya kira semua kembali kepada niat. Niat awal terjun ke politik apa? Bila saya ditanya secara pribadi niat saya terjun kepolitik berawal dari pertanyaan apa yang bisa saya bawa untuk masyarakat, khususnya di daerah saya. Dari situ kemudian saya melihat ada peluang untuk terjun kepolitik dengan adanya dukungan dari sahabat dan keluarga. Terlebih dari dua kabupaten daerah pemilihan (dapil) saya, yaitu DAPIL 8 Gayo Lues dan Aceh Tenggara itu punya sejarah tersendiri. Visi saya itu sebenarnya lebih kepada pemerataan pembangunan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa wilayah tengah Aceh seperti gayo lues, aceh tenggara , subulussalam pemerataan pembangunannya berbeda dengan daerah lain. Tidak semaju daerah lain. Hari ini saya kira sudah saatnya kita melirik wilayah wilayah yang pemerataan pembangunannya relatif tidak semaju dari daerah lainnya di Aceh.

Apa kira kira yang penting untuk dibenahi di wilayah tengah?

Wilayah tengah berbeda dengan daerah pesisir di Aceh. Diwilayah tersebut pertanian dan peternakan adalah salah satu komiditas yang menjadi harapan masyarakat. Karena wilayah tersebut relatif berada di pegunungan maka kuncinya adalah pada akses , baik akses kedalam maupun keluar kabupaten. Artinya apapun hasil produksi di wilayah tengah diharapkan pemasarannya bisa optimal sehingga harga komoditas wilayah tengah dapat bersaing dengan wilayah lain. Kita berharap akses jalan dan akses telekomunikasi di wilayah tengah dapat sebaik wilayah lain di Aceh.

Sejauh ini bagaimana kondisi pertanian di wilayah tengah, khususnya gayo lues?

Khusus di gayo lues, saya bervisi bahwa pertanian itu harus bergeser ke komiditi yang memiliki harga tetap atau stabil. Hari ini komoditi di wilayah tersebut harganya belum stabil seperti cabai, bawang, minyak nilam dan sebagainya. Mengapa seperti itu, karena yang menentukan harga hari ini kan bukan petani. Misalnya produk pertanian yang memiliki harga relatif stabil seperti kopi. Alhamdulilah masyarakat sudah mulai banyak beralih ke komiditi tersebut.

Kalau kita bicara akses, saat ini pemerintah Aceh sedang mempersiapkan proyek multi years yang digadang gadang mampu membuka akses wilayah terisolir. Seperti diantaranya termasuk wilayah dapil anda. Bagaimana anda menyikapinya?

Sebenernya langkah pemerintah itu sebagai salah satu bentuk pemerataan pembangunan yang saya maksud tadi. Kita apresiasi sebab di gayo lues ada sebagian ruas jalan yang memerlukan perhatian. Meski demikian masih ada sejumlah pihak yang menilai proyek multiyears ini hanya menguntungkan segelintir pihak. Saya kira hal ini keliru. Sebenearnya apabila berbicara siapa yang diuntungkan, maka yang diuntungkan adalah masyarakat yang pemerataan pembangunannya belum merata khususnya di wilayah tengah.

Sebagai Sosok muda di parlemen, bagaimana anda bisa menggugah kaum muda agar melek politik dan terjun ke politik dengan tujuan membangun daerah?

Disadari atau tidak memang saat ini sudah terjadi pergeseran orang orang yang duduk di parlemen. Di beberapa kabupaten juga sudah banyak diisi orang muda. Memang seharusnya politik ini harus diisi orang muda yang masih enerjik dan memiliki visi yang jernih bagi pembangunan wilayahnya. Jangan takut untuk terjun dan bersuara di politik.

Bagaimana kondisi ketahanan pangan di tengah pandemi, khususnya di wilayah tengah?

Memang di wilayah tengah termasuk lumbung pangan. Di gayo lues dan Aceh tenggara yang kita ketahui sejauh ini masih dapat memenuhi kebutuhan pangan lokalnya. Namun semua itu kembali lagi kepada akses tadi. Apabila akses belum mapan maka komiditas yang ada menjadi tidak optimal.

Apa agenda politik anda kedepan selain terlibat di parlemen?

Saya berpandangan bahwa apapun amanah yang saya emban saat ini semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat aceh, khususnya wilayah tengah.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda