Beranda / Berita / Dunia / Aktivis Iklim ini Tolak Penghargaan dan Hadiah Senilai Rp994 Juta

Aktivis Iklim ini Tolak Penghargaan dan Hadiah Senilai Rp994 Juta

Rabu, 30 Oktober 2019 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. [Foto: Eduardo Munoz Alvarez/AP Photo]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, menolak penghargaan lingkungan dan hadiah uang tunai yang diberikan sebuah badan regional. 

Dia beralasan gerakan mencegah perubahan iklim justru membutuhkan perhatian dari para penguasa untuk mulai mendengarkan ilmu pengetahuan.

"Gerakan iklim tidak membutuhkan penghargaan apapun. Apa yang kita butuhkan adalah para politikus dan orang-orang yang berkuasa untuk mulai mendengarkan ilmu pengetahuan terbaik yang ada saat ini," kata Thunberg melalui sebuah unggahan di Instagram, Rabu (30/10/2019).

Dikutip AFP, Thunberg sempat dinominasikan oleh Swedia dan Norwegia atas perjuangannya dalam upaya perubahan iklim. Kemudian ia dinyatakan sebagai pemenang penghargaan yang diadakan Dewan Nordik, sebuah badan regional untuk kooperasi antarparlemen. 

Setelah pengumuman tersebut, seorang perwakilan Thunberg menuturkan dalam sebuah upacara di Stockholm bahwa ia tidak akan menerima penghargaan tersebut maupun hadiah sebesar US$70,9 ribu atau setara Rp994,5 juta.

Meski menolak, Thunberg tetap menghargai Dewan Nordik atas kehormatan besar yang telah diberikan. 

Namun, dia juga mengkritik negara-negara Skandinavia karena tidak memaksimalkan reputasi mereka yang baik dalam isu-isu iklim.

"Tidak ada kekurangan dalam kesombongan maupun kata-kata yang indah terkait hal ini. Tetapi ketika menyangkut emisi aktual dan jejak ekologi per kapita kita, itu adalah cerita yang berbeda," kata Thunberg, seperti dirilis CNN Indonesia.

Greta Thunberg merupakan remaja berusia 16 tahun yang dikenal setelah melakukan gerakan "Jumat untuk Masa Depan" yang dilakukan di depan gedung parlemen Swedia pada Agustus 2018. 

Dalam gerakan itu, ia membawa sebuah papan bertuliskan "Mogok sekolah untuk iklim".(me/cnnindonesia)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda