Beranda / Berita / Dunia / Diprotes Pekerja Tambang, Presiden Afrika Selatan Terpaksa Hentikan Pidato May Day

Diprotes Pekerja Tambang, Presiden Afrika Selatan Terpaksa Hentikan Pidato May Day

Senin, 02 Mei 2022 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. [Foto: Nic Bothma/Reuters]


DIALEKSIS.COM | Cape Town - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengabaikan pidato Hari Buruhnya di kota barat laut Rustenburg pada hari Minggu ketika pekerja tambang yang mogok menyerbu panggung.

Para pekerja yang dipekerjakan oleh tambang Sibanye-Stillwater menuntut kenaikan upah sebesar 1.000 rands ($63) per bulan, bukannya 850 rands ($54) yang ditawarkan oleh tambang tersebut.

Ramaphosa telah memutuskan untuk menandai Hari Buruh, hari libur umum di Afrika Selatan pada tanggal 1 Mei, dengan memberikan pidato kepada anggota serikat di Rustenburg, sebuah pusat pertambangan.

Presiden dicemooh ketika dia memulai pidatonya dengan seruan kepada para pekerja yang mogok dan anggota Kongres Serikat Buruh Afrika Selatan lainnya untuk tenang dan mendengarkan apa yang dia katakan.

“Kami telah mendengar bahwa Anda menginginkan 1.000 rand Anda. Kami akan menangani masalah itu," kata Ramaphosa kepada para pekerja yang memprotes, mengutip Aljazeera, Senin (2/5/2022).

Tak lama setelah itu Ramaphosa terpaksa menghentikan pidatonya ketika para penambang yang marah menyerbu lapangan dan membanjiri polisi yang mengelilingi panggung di Stadion Royal Bafokeng. Penjaga keamanan Ramaphosa membawanya pergi dari tempat tersebut.

Para pekerja yang mogok menjadi lebih marah dalam beberapa hari terakhir atas laporan bahwa CEO Sibanye-Stillwater, Neal Froneman, memperoleh lebih dari 300 juta rands ($19 juta) pada tahun 2021 dalam pembayaran gaji dan skema saham perusahaan.

Rustenburg di Provinsi North West adalah daerah yang penuh gejolak bagi Ramaphosa dan Partai African National Congress (ANC) yang memerintah di Afrika Selatan.

Banyak anggota serikat terus menyalahkan mereka atas pembantaian Marikana, di mana 34 penambang ditembak mati oleh polisi selama pemogokan di tambang Lonmin pada tahun 2012. Ramaphosa adalah direktur non-eksekutif Lonmin pada saat itu. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda