Beranda / Berita / Dunia / Ekonomi dunia melambat pada 2019 karena perang dagang

Ekonomi dunia melambat pada 2019 karena perang dagang

Kamis, 22 November 2018 08:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Negara-negara Non-OECD diperkirakan akan mengalami perlambatan paling tajam (File: Greg Baker / AP)


DIALEKSIS.COM | Paris - Ekonomi global telah melewati puncaknya dan menghadapi perlambatan didorong oleh sengketa perdagangan dan tingkat bunga yang lebih tinggi, menurut pengawas ekonomi global. 

OECD sebuah organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan mengatakan telah memangkas proyeksi pertumbuhan global 2019 menjadi 3,5 persen dari 3,7 persen seperti yang diperkirakan sebelumnya.

OECD juga memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat menaikkan tarif hingga 25 persen pada semua impor Cina, seperti ancaman Trump, pertumbuhan ekonomi dunia bisa jatuh hingga mendekati 3 persen pada 2020.

Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif pada banyak mitra dagang dan meningkatkan sengketa dengan China .

Perlambatan pertumbuhan diperkirakan akan menjadi yang terburuk di negara-negara non-OECD, dengan banyak ekonomi pasar berkembang kemungkinan akan melihat arus keluar modal karena Federal Reserve AS secara bertahap menaikkan suku bunga.

OECD memangkas prospeknya bagi negara-negara yang berisiko seperti Brasil, Rusia, Turki, dan Afrika Selatan .

"Kami kembali ke tren jangka panjang. Kami tidak mengharapkan hard landing, namun, ada banyak risiko. Soft landing selalu sulit," kata kepala ekonom OECD Laurence Boone kepada kantor berita Reuters.

Perlambatan global

OECD yang berbasis di Paris mengatakan bahwa sementara pasar tenaga kerja berada dalam kesehatan yang baik di negara-negara ekonomi utama seperti AS, perdagangan dan investasi telah terpukul dari tarif yang lebih tinggi.

"Konflik perdagangan dan ketidakpastian politik menambah kesulitan yang dihadapi pemerintah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tetap kuat, berkelanjutan dan inklusif," kata pemimpin OECD Angel Gurria.

Perang dagang besar-besaran dan ketidakpastian ekonomi yang dihasilkan bisa melanda 0,8 persen dari produk domestik bruto global pada 2021, OECD memperkirakan. Al Jazeera

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda