Beranda / Berita / Dunia / Pemerintah Malaysia Setujui Vaksin Covid AstraZeneca dan Sinovac

Pemerintah Malaysia Setujui Vaksin Covid AstraZeneca dan Sinovac

Rabu, 03 Maret 2021 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. (Foto: iStockphoto/herraez)


Malaysia memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan vaksin corona AstraZeneca buatan Inggris dan Sinovac dari China.

Persetujuan itu diberikan beberapa hari setelah Malaysia meluncurkan program nasional inokulasi Covid-19, Selasa (2/3).

Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, menyebut persetujuan bersyarat itu yakni kedua perusahaan vaksin akan diminta memberikan data tambahan mengenai pengiriman bertahap untuk memastikan keefektifan dan keamanan penggunaan vaksin yang mereka kembangkan.

Baca juga : Kebakaran Hutan dan Lahan, Kapolda Aceh Terjun Langsung ke Sejumlah Titik Api

Otoritas kesehatan juga mengevaluasi vaksin corona produksi Rusia, Gamaleya Research Institute dan fasilitas pembotolan lokal untuk vaksin Sinovac, kata Hisham.

Mengutip Reuters, Sinovac menandatangani kesepakatan dengan Pharmaniaga Malaysia, yang akan melaksanakan proses pengisian dan penyelesaian untuk distribusi vaksin di Negeri Jiran, kemudian memproduksinya secara lokal.

Bulan lalu, pemerintah Malaysia mengatakan telah mengamankan 66,7 juta dosis vaksin, cukup untuk menutupi lebih dari populasinya.

Malaysia memulai vaksinasi pada 24 Februari menggunakan vaksin Pfizer dan BioNtech sebagai upayanya menekan lonjakan kasus dan membantu pemulihan ekonomi negara tersebut.

Baca juga : Belajar Pengelolaan Parkir dan Pelabuhan, Pemko Sabang Studi ke Banda Aceh

Malaysia menargetkan vaksinasi setidaknya 80 persen dari populasi sekitar 32 juta pada Februari tahun depan. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sebelumnya telah menegaskan akan menggratiskan vaksin bagi warga.

Selain itu, pemerintah Malaysia juga berencana menggratiskan vaksinasi virus corona untuk warga asing dan pekerja migran. Selain pertimbangan kemanusiaan, pemerintah Malaysia menyatakan menggratiskan vaksin bagi warga asing disebabkan karena jumlah vaksin yang mereka terima melebihi jumlah penduduk setempat [cnnindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda