Beranda / Ekonomi / Stabilkan Harga Ikan di Aceh, KKP dan Pemprov Lakukan Sejumlah Upaya Taktis

Stabilkan Harga Ikan di Aceh, KKP dan Pemprov Lakukan Sejumlah Upaya Taktis

Sabtu, 11 Mei 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo meninjau lokasi di PPS Lampulo sekaligus berdialog dengan dinas, nelayan dan pedagang. [Foto: Humas KKP]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kolaborasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemprov Aceh berhasil menstabilkan harga ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Kini, harga ikan di lokasi tersebut berangsur membaik seperti ikan layang dari semula Rp5000 per kilogram (Kg) menjadi Rp8000 - Rp10.000 per kg.

Begitu juga harga ikan deko naik dari Rp3.000 per kg menjadi Rp7.000 per kg.

"Kami terus pantau harga ikan disini. Setelah mendengar harganya jatuh, atas perintah Bapak Menteri kami langsung lakukan sejumlah langkah taktis bersama dengan Pemprov dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo usai meninjau lokasi di PPS Lampulo.

Adapun sejumlah langkah yang dilakukan diantaranya mencari Unit Pengolah Ikan (UPI) ikan beku di luar Aceh untuk menyerap tangkapan nelayan di PPS Lampulo. Tak hanya itu, dia juga menggandeng produsen tepung ikan untuk turut memaksimalkan tangkapan nelayan yang tak layak konsumsi guna dijadikan bahan baku.

Termasuk berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk memantau sekaligus mengawal pergerakan harga ikan.

"Kami tidak berdiam diri, karena pesan Bapak Menteri jelas bahwa kita harus berpihak ke nelayan. Jangan sampai hasil tangkapan mereka dihargai kurang proporsional," tegasnya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI Aceh, pasca lebaran sekitar 60 kapal berangkat menangkap dan kembali pada saat yg hampir bersamaan. Jumlah ini melebihi kondisi normal yang biasanya 10 - 15 kapal. Budi memastikan terkait viralnya pembuangan ikan yang rusak di kapal tidak dilakukan oleh nelayan. Sebaliknya, hal tersebut merupakan tindakan petugas untuk membersihkan ikan yang telah membusuk sekaligus menghindari bau serta penyebaran penyakit.

Selama ke PPS Lampulo, Budi berdialog dengan dinas, nelayan dan pedagang. Hasilnya, Dinas Kelautan dan Perikanan berencana melakukan percontohan penerapan freezer di kapal. Rencana ini .mendapatkan sambutan baik pemilik kapal untuk dijadikan percontohan sebagai upaya peningkatan kualitas hasil tangkapan.

"Alhamdulillah sejumlah langkah dan komunikasi antar pihak tadi berhasil mengerek harga ikan. Kami optimis setelah ini harga ikan kembali stabil," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan angka konsumsi ikan erat kaitannya dengan pemenuhan gizi masyarakat. Termasuk juga membantu kesejahteraan pelaku utama perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.

“Ini sebagai satu pesan untuk peningkatan gizi, supaya gizi masyarakat meningkat dengan mengonsumsi ikan. Karena ikan ini bisa kita produksi di dalam negeri sendiri,” kata Menteri Trenggono. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda