Minggu, 02 November 2025
Beranda / Ekonomi / IKT Tekstil Turun, Banjir Impor Jadi Tantangan Industri Nasional

IKT Tekstil Turun, Banjir Impor Jadi Tantangan Industri Nasional

Sabtu, 01 November 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin, Alexandra Arri Cahyani. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri tengah menghadapi tekanan serius. Berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2025, subsektor tekstil tercatat berada di level 49,74 poin, menandakan kontraksi.

Kondisi ini tak lepas dari peningkatan impor produk tekstil, terutama produk hilir seperti garmen, yang menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melebihi kebutuhan pasar domestik. 

“Fenomena banjir impor yang terjadi belakangan ini lebih banyak dialami pada produk hilir industri TPT, terutama pada industri garmen. Sementara itu, pada bahan baku, industri tekstil nasional masih membutuhkan pasokan impor untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan rantai pasok industri hilir.” ucap Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin, Alexandra Arri Cahyani, Sabtu (1/11/2025).

Menurut Alexandra, lonjakan impor terjadi karena pergeseran pola perdagangan global, penurunan biaya logistik internasional, dan relaksasi kebijakan impor di beberapa negara mitra. Dampaknya terasa langsung pada pelaku industri dalam negeri, yang kini menghadapi tekanan harga jual dan penyerapan produksi.

“Banjir impor ini memang memberikan tekanan, terutama bagi industri hulu yang selama ini menopang pasokan benang dan kain lokal. Untuk itu, Kemenperin bersama kementerian dan lembaga terkait segera melakukan langkah pengendalian agar industri nasional tetap terlindungi,” ujar Alexandra.

Kemenperin juga mendukung penuh langkah Menteri Keuangan untuk memberantas mafia impor tekstil ilegal. Alexandra menekankan, upaya ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi industri dalam negeri.

Selain itu, Kemenperin terus mendorong program restrukturisasi mesin dan peralatan, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta percepatan implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor TPT.

“Prinsipnya, kami tidak menutup arus perdagangan, tetapi menata ulang mekanismenya agar bahan baku tetap tersedia dan produk lokal tetap terlindungi. Fokus kami tetap menjaga keberlanjutan rantai pasok industri nasional,” pungkas Alexandra.

Dengan langkah ini, Kemenperin berharap industri tekstil nasional tetap kuat, mampu bersaing sehat di pasar domestik maupun global, meski di tengah tekanan banjir impor. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI