Beranda / Ekonomi / Menyongsong Era Baru: Pabrik Pupuk Megah di Fakfak, Papua Barat

Menyongsong Era Baru: Pabrik Pupuk Megah di Fakfak, Papua Barat

Selasa, 19 Maret 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi. Foto: net


DIALEKSIS.COM | Nasional - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, mengungkapkan perkembangan pembangunan pabrik pupuk di Kawasan Industri Terpadu Fakfak, Papua Barat. Dia menjelaskan bahwa perusahaan saat ini sedang menyiapkan infrastruktur dasar di lokasi tersebut.

"Hari ini, fokus utama kami adalah persiapan infrastruktur karena kawasan tersebut masih berstatus greenfield, tanpa adanya fasilitas atau struktur apa pun," ujar Rahmad di Hotel Alila, SCBD, Jakarta Selatan, pada Senin (18/3/2024).

Rahmad kemudian memaparkan detail infrastruktur dasar yang akan dibangun perusahaan, mulai dari pembangunan pelabuhan hingga perataan tanah di sekitar kawasan. Oleh karena itu, rencana pembangunan gedung pabrik direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2025.

"Pada tahun depan, kami akan memulai pembangunan pabrik," paparnya.

Terkait pendanaan pembangunan pabrik, Rahmad menyatakan bahwa sumbernya bervariasi. Mulai dari opsi ekuitas seperti pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), yang dilakukan bersama PT Dahana, hingga opsi utang seperti pinjaman bank dan penerbitan surat berharga.

"Dari sisi ekuitas, kami dapat menjalin kemitraan seperti yang kami lakukan dalam pembangunan amonium nitrat di Bontang dengan Dahana. Dari sisi utang, kami memiliki opsi pinjaman bank, obligasi, dan berbagai macam alternatif lainnya. Semua opsi kami pertimbangkan," ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa pembangunan pabrik pupuk sangat penting mengingat pemerintah tidak membangun pabrik pupuk selama 40 tahun terakhir.

"Pabrik pupuk terakhir yang dibangun pada kawasan industri adalah pada tahun 1982 di Aceh. Sejak itu, tidak ada pembangunan pabrik pupuk baru, padahal kita tahu bahwa pabrik pupuk pada era 1958, 1975, 1977, dan 1982 memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Oleh karena itu, keberadaan pabrik industri pupuk di Fakfak sangatlah penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional," tambahnya.

Sebelumnya, berdasarkan informasi dari Dialeksis.com, PT Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Kaltim telah memulai pembangunan pabrik pupuk di Kawasan Industri Terpadu Fakfak, Papua Barat, dengan nilai investasi proyek tersebut melebihi US$ 1 miliar atau setara dengan lebih dari Rp 15,3 triliun.

"Nilai investasi tersebut melebihi US$ 1 miliar. Pembangunan pabrik ini bertujuan untuk mendekatkan pasar dengan sumber bahan baku. Kawasan Fakfak dipilih karena ketersediaan bahan baku yang melimpah, terutama dengan adanya gas alam cair," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Pabrik Pupuk Kaltim, Teguh Ismantoro, dalam acara Media Gathering di Jakarta Pusat pada Rabu (29/11/2023).

Dia menegaskan bahwa pembangunan pabrik baru saja dimulai. Teguh juga menyebutkan kapasitas produksi pabrik tersebut mencapai 1,15 juta ton urea dan 825 ribu ton amonia per tahun. Dengan demikian, total produksi Pupuk Kaltim mencapai 4,5 juta ton.

Hasil produksi menurut Teguh Ismantoro dari pabrik ini akan didistribusikan ke wilayah yang telah ditetapkan Pupuk Kaltim, mencakup 13 provinsi di Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut tersebar di 5 provinsi di Pulau Sumatera, 7 provinsi di Pulau Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya penambahan wilayah distribusi di masa mendatang.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda