Beranda / Gaya Hidup / Begini Cara Atur Uang di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2021

Begini Cara Atur Uang di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2021

Sabtu, 26 Desember 2020 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. [IST]

DIALEKSIS.COM - Tahun depan diramalkan masih dibayangi ketidakpastian ekonomi. Pasalnya belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi covid-19 berakhir.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan masyarakat perlu mengelola keuangannya dengan baik supaya kondisi itu nantinya tidak menimbulkan masalah pada mereka.

Lantas bagaimana sebaiknya pengelolaan keuangan untuk menghadapi ketidakpastian di tahun depan? Berikut tipsnya:

1. Siaga

Menurut Andi, karena bisa dibilang kondisi saat ini masih berada dalam ketidakpastian, maka untuk portofolio investasi tahun depan sebaiknya masih dalam posisi konservatif-moderat.

Artinya meskipun ekonomi sudah mulai menggeliat, sebaiknya keuangan masih dikelola dalam mode "siaga". Ini perlu dilakukan kalau ada hal-hal yang tidak sesuai harapan dan membuat ekonomi makin terpuruk.

"Namun kita juga sudah mulai siaga untuk mengambil peluang bila ternyata pertumbuhan ekonomi menjadi positif positif," ucapnya melansir CNNIndonesia.

2. Komposisi Portofolio

Karena berada dalam mode siaga, tutur Andi, maka komposisi portofolio sebaiknya bisa diatur sebesar 50 persen untuk instrumen investasi konservatif dan 50 persen moderat.

Instrumen konservatif yang dimaksud seperti deposito, properti, logam mulia, reksadana berbasis pasar uang atau pendapatan tetap.

"Porsi 50 persennya lagi untuk instrumen moderat seperti reksadana campuran, obligasi atau sukuk ritel, surat utang negara," jelas Andi.

Sementara waktu investasinya sendiri disarankan untuk jangka menengah panjang.

"Alokasikan untuk menengah-panjang, yaitu untuk 3 sampai 5 tahun ke depan," terangnya.

3. Liburan Hemat

Jika membutuhkan libur akhir tahun karena sudah bosan di rumah di masa pandemi covid-19, Andi menyarankan agar masyarakat melihat kembali kondisi keuangan masing-masing.

Jika pas-pasan, maka harus ada cara agar liburan dapat dilakukan dengan murah meriah. Ia mencontohkan, masyarakat bisa memilih destinasi di dalam kota.

"Dalam saja atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan," kata Andy.

Selain itu, masyarakat bisa mencari tempat wisata di dalam kota atau dekat rumah yang tidak memerlukan biaya mahal. Atau jika harus ke luar kota sebisa mungkin cari diskon melalui penyedia jasa pariwisata maupun aplikasi berwisata

3. Bijak Berbelanja

Sementara itu, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad mengatakan di akhir tahun masyarakat perlu lebih bijak dalam berbelanja dan memahami mana kebutuhan dan mana keinginan.

Hal ini terutama jika mereka ingin menikmati pesta diskon dari berbagai gerai ritel. Sebab di masa krisis pandemi seperti, sebaiknya masyarakat tetap berhemat.

"Belanja boleh, tapi harus ada urgensi atau sesuai dengan kebutuhan. Prioritaskan kebutuhan yang memang penting untuk dipenuhi," ucapnya.

Ia mencontohkan, diskon akhir tahun baik di market place maupun ritel dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok yang lebih murah. Dengan begitu, uang belanja bulanan rumah tangga bisa ditekan.

"Misalnya susu anak, makanan yang biasa dikonsumsi keluarga, untuk kebutuhan sehari-hari, itu tidak apa-apa," jelasnya.

4. Jangan Gunakan Dana Darurat

Tedja juga mengimbau dana darurat, tabungan atau investasi yang sudah ada sebelumnya sebaiknya tidak digunakan untuk kebutuhan akhir tahun seperti liburan.

Sebab, dana darurat akan menjadi bantalan pertama ketika ada kesulitan keuangan. Begitu juga dengan tabungan yang menjadi bantalan kedua.

Sementara investasi, biasanya dilakukan untuk tujuan tertentu, misalnya dana pendidikan anak, pergi haji, dan keperluan lain yang bersifat jangka panjang. Maka sebaiknya tetap dipertahankan.

"Memang mencairkan investasi lebih baik daripada utang. Tapi untuk sekarang belum tentu untung karena biasanya lagi turun. Sebaiknya jangan sampai dicairkan hanya demi liburan. Karena harus pikirkan juga untuk jangka panjang" tuturnya. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda