Beranda / Gaya Hidup / Jaga Mental Pengguna, Instagram Sembunyikan Fitur Like

Jaga Mental Pengguna, Instagram Sembunyikan Fitur Like

Sabtu, 20 Juli 2019 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi reaksi pengguna terhadap fitur Like pada salah satu postingan di akun Instagram Dialeksis.com. [FOTO: Dok. Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Instagram telah memperluas uji coba penyembunyian fitur Like ke enam negara baru, setelah beberapa bulan lalu aplikasi milik Facebook ini meluncurkan tes pertamanya di Kanada. 

Enam negara tersebut adalah Australia, Brasil, Irlandia, Italia, Jepang, dan Selandia Baru. Pengguna masih akan dapat melihat berapa banyak ikon Love itu di unggahan mereka, tetapi orang lain tidak.

"Kami berharap tes ini akan menghilangkan tekanan berapa banyak Like yang diterima di setiap unggahan sehingga Anda dapat fokus berbagi hal-hal yang Anda sukai," kata Direktur Facebook Mia Garlick pada BBC yang dikutip The Wrap, Jumat (19/7/2019).

Beberapa bulan lalu CEO Instagram Adam Mosseri mengatakan pada BuzzFeed News perusahaan tersebut ingin pengguna aplikasinya tidak fokus pada jumlah Like.

Mosseri mengatakan ia ingin menciptakan lingkungan yang santai tanpa tekanan sehingga orang merasa nyaman mengekspresikan diri mereka sendiri di halaman Instagram.

Peraturan baru itu tak lepas dari kenyataan bahwa peningkatan like cenderung merusak kesehatan mental para pengguna.

Sebuah studi tahun 2017 dari Royal Society for Public Health Inggris mengemukakan, Instagram adalah aplikasi sosial yang paling merugikan kesehatan mental bagi orang berusia 14-24 tahun.

Laporan itu menyebutkan media sosial tersebut sering memperburuk masalah depresi, kecemasan, atau citra tubuh mereka. 

Instagram khususnya membuat para wanita muda membandingkan diri mereka dengan versi realitas yang tidak realistis, sebagian besar dikuratori, difilter, dan difoto.

"Otak merespons Like seperti hadiah atau hal lain yang menggairahkan otak seperti makanan, seks, atau judi," kata Profesor Cal State University Ofir Turel baru-baru ini pada The Wrap. 

"Ketika Anda mendapatkan Like sistem hadiah menyala dan melepaskan dopamin yang membuat merasa baik," ujarnya, seperti dikutip Republika.

Perasaan yang baik itu bisa menjadi cepat berlalu karena pengguna kecanduan memeriksa ponsel mereka untuk validasi sosial telah mengunggah gambar atau video.

Turel, yang telah mempelajari dampak media sosial pada otak selama lebih dari satu dekade, mengatakan pengguna terbiasa memeriksa ponsel mereka. Ini termasuk 40 persen orang Amerika saat mengemudi. Sebab, Instagram dan platform lain telah menciptakan ‘hadiah variabel’.(red/Republika)


Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda