Beranda / Gaya Hidup / Konsumsi Lemak Orang Indonesia Berlebihan

Konsumsi Lemak Orang Indonesia Berlebihan

Rabu, 07 Juli 2021 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Lemak kerap kali dituding sebagai biang keladi segala macam penyakit. Mulai dari stroke, gangguan jantung, diabetes, kelainan tulang, atau kegagalan ginjal kerap kali bermula dari timbunan lemak yang berlebihan.

Ini anggapan yang tidak keliru, meski, dalam jumlah yang aman, lemak merupakan senyawa penting yang sangat dibutuhkan dalam metabolisme tubuh.

Yang pertama, lemak berfungsi sebagai stok energi. Jika tubuh diibaratkan negara, timbunan lemak itu semacam depo BBM: gudang tempat menyimpan cadangan energi.

Berbeda dengan simpanan energi dalam bentuk glikogen yang makan tempat, cadangan lemak lebih ringkas, dapat disimpan dalam bentuk "padat", tanpa kandungan air.

Lemak juga bisa disimpan lama, dan baru dipakai ketika benar-benar dibutuhkan. Di awal zaman peradaban dulu, ketika manusia masih hidup sebagai pemburu, cadangan lemak sangat dibutuhkan sebagai semacam bumper ketika orang harus bertahan hidup di masa paceklik, atau hari-hari tanpa makanan.

Meski lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yang baik, dalam jumlah berlebih lemak justru menjadi penghalang untuk menjaga kesehatan yang baik.

Kelebihaan lemak akan menambah tekanan mekanis akibat kelebihan berat badan. Dan selain itu, obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes, jantung, stroke, penyakit ginjal, hingga mengganggu fungsi reproduksi dan kognitif.

Berapa banyak konsumsi minyak dan lemak masyarakat Indonesia?

Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, rata-rata konsumsi minyak dan lemak nasional terus naik dari 236,60 kilo kalori (tahun 2016) menjadi 248,90 kilo kalori (kkal) per orang per hari tahun 2020.

Ini melampaui batas maksimal Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Kementerian Pertanian, yang menetapkan batas konsumsi minyak dan lemak adalah 215 kkal per orang per hari.

Lokadata merinci kabupaten/kota dengan konsumsi minyak dan lemak tertinggi selama lima tahun terakhir. Terdapat empat wilayah yang hampir selalu konsiten masuk dalam lima besar.

Keempat wilayah itu adalah Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi), Kabupaten Kepulauan Anambas (Kepri), Kabupaten Waropen (Papua), dan Kota Sungai Penuh (Jambi).

Untuk tahun 2020, konsumsi lemak di Kabupaten Kerinci mencapai 410,37 kkal per orang per hari atau hampir dua kali lipat dari batas maksimal konsumsi lemak yang dianjurkan.[Lokadata]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda