Beranda / Pertahanan dan Keamanan / Fenomena Begal di Banda Aceh, Pengamat Keamanan Minta Aparat Ambil Langkah Tegas

Fenomena Begal di Banda Aceh, Pengamat Keamanan Minta Aparat Ambil Langkah Tegas

Senin, 22 Januari 2024 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada. [Foto: dok Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fenomena kejahatan begal kembali menjadi perhatian serius di Kota Banda Aceh. Baru-baru ini, Tim Rimueng Satrekrim Polresta Banda Aceh kembali mengamankan 14 belas pelaku lainnya di berbagai tempat dan tujuh bilah senjata tajam berbagai jenis.

Kasus begal tersebut tentu meresahkan masyarakat. Warga pun diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terutama saat beraktivitas di malam hari.

Menanggapi situasi ini, Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus begal di Banda Aceh.

Aryos meminta aparat keamanan untuk mengambil langkah-langkah tegas. Baginya, perlu penguatan patroli malam di beberapa titik rawan guna menekan aktivitas para pelaku begal. 

"Fenomena begal ini ada 2, satu begal karena tujuan ingin merampok dan biasanya dilakukan oleh pecandu narkoba, kedua begal untuk menciptakan huru hara," kata Aryos kepada Dialeksis.com, Senin (22/1/2024).  

Kejahatan begal ini, menurut Aryos, perlu ditelusuri dalang di balik ini semua, karena pada tahun 2016 silam ada kejadian serupa ternyata ada pelatih begal yang bertujuan membuat huru-hara. 

Aryos mengatakan, di salah satu media cetak menyatakan mereka melakukan tawuran itu tidak tepat. Aryos melihat ini murni kejahatan yang dilakukan dan telah direncanakan dengan matang. 

"Perlu diberikan efek jera, perbuatan mereka merupakan tindak pidana penganiayaan. Padahal Banda Aceh dikenal dengan daerah yang paling aman dibanding wilayah lain, tetapi hari ini anak muda kita telah terjerumus ke dalam hal kriminal," terangnya.

Di samping itu, Aryos juga menyoroti pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan sekitar.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda