Beranda / Berita / Nasional / KH Ma’ruf Amin : Indonesia adalah Darul Mitsaq

KH Ma’ruf Amin : Indonesia adalah Darul Mitsaq

Selasa, 25 Juni 2019 15:27 WIB

Font: Ukuran: - +

KH Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa bangsa Indonesia perlu kembali kepada prinsip-prinisp kenegaraan yang telah disepakati para pendiri bangsa, seperti Pancasila dan UUD 1945. Ia menyebutnya kembali pada al-mabadi’ al-wathoniyah. (Foto : ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)




DIALEKSIS.COM | Jakarta - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa bangsa Indonesia perlu kembali kepada prinsip-prinisp kenegaraan yang telah disepakati para pendiri bangsa, seperti Pancasila dan UUD 1945. Ia menyebutnya kembali pada al-mabadi’ al-wathoniyah.

Sebab menurutnya, saat ini ada orang dan kelompok orang yang tidak mengakui kesepakatan-kesepakatan itu. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena negara ini ialah negara kesepakatan yang terangkum dalam dasar negara Pancasila dan UUD 1945.

"Makanya ada yang menyebut darus suluh, darul ahdi wa syahadah. Kalau saya lebih suka menyebutnya darul mitsaq (negara kesepakatan)," ujar KH Ma’ruf Amin, Senin (24/6) malam dalam acara halal bi halal PBNU di Jakarta.

Ia menjelaskan isi salah satu ayat Al-Qur’an, jika kamu dan non-Muslim ada mitsaq atau kesepakatan, hidup berdampingan secara damai, maka tidak ada yang boleh didzolimi, dibunuh. Jika ada yang terbunuh di antara mereka kamu harus membayar diyat (denda, hukuman).

"Ini penting dalam rangka menjaga keutuhan bangsa ini, maka kita harus membangun dan menjaga kesepakatan itu," jelas calon Wakil Presiden RI ini.

Ia menegaskan penting untuk kembali ke al-‘audah alal mitsaq. Karena menurutnya, Islamnya bangsa Indonesia ini ialah Islam kaffah ma’al mitsaq (Islam yang menyeluruh dengan kesepakatan).

"Untuk itu ke depan moderasi dalam berpikir dan beragama harus menjadi arus utama di negara ini karena kalau tidak akan terjadi kegaduhan," tuturnya.

Sebelumnya, Kiai Ma’ruf juga menggagas apa yang disebutnya Santri ‘Gus Iwan’ yang merupakan kepanjangan dari Santri Bagus, Pintar Ngaji, dan Usahawan.

Menurutnya, karakter komplit pada diri santri harus dibentuk, termasuk membangun bisnis dengan menjadi usahawan. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam membangun pemberdayaan ekonomi umat yang saat ini juga sudah berjalan.

"Makanya kita mau membangun yang namanya ‘Gus Iwan’. Apa itu ‘Gus Iwan’? Santri Bagus, Pinter Ngaji, Usahawan," ujar Kiai Ma’ruf Amin.

Jadi, sambungnya, Gus Iwan itu pasti NU. Santrinya, santri milenial. Dia santri, pinter ngaji tetapi juga usahawan. Ia mendorong Nahdliyin untuk kembali pada prinsip ke-NU-an.

"Tentu semangatnya ialah bagaimana membangun sumberdaya manusia NU yang handal agar bisa memberikan kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya. (pd/NU)


Keyword:


Editor :
Pondek

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda