Beranda / Berita / Nasional / Longsor Underpass Bandara Soeta Kereta Bandara Berhenti Beroperasi

Longsor Underpass Bandara Soeta Kereta Bandara Berhenti Beroperasi

Selasa, 06 Februari 2018 14:11 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sehubungan dengan longsornya underpass Bandara Soekarno-Hatta, sampai saat ini dengan mempertimbangkan keamanan bagi penumpang dan petugas evakuasi, maka perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta diberhentikan sementara.

Penghentian beroperasinya Kereta Api Bandara diberitahukan lewat Akun Twitter Resmi Kereta Bandara Railink, warga yang akan mengembalikan tiket juga dipersilakan untuk datang ke loket –loket pebelian tiket.

Polwan Korban Longsor Selamat

Sementara itu setelah membutuhkan waktu lebih dari sembilan jam atau pukul 03.00 WIB, salah seorang korban longsoran underpass Jalan Perimeter Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, Selasa 6 Februaro 2018 pagi bisa diselamatkan penyelamat gabungan yang sejak Senin 5 Februari 2018 sore kemarin berusaha mengevakuasi korban.

Korban yang sukses diselamatkan adalah Dyanti Dyah Ayu Cahyani Putri. Posisi wanita berusia 24 tahun ini berada di belakang kemudi kendaraan Honda Brio yang dikemudikannya.Proses penyelamatan korban ini memang membutuhkan waktu  panjang serta banyak melibatkan personel dan alat pendukung lain seperti alat berat. Sedikitnya 120 petugas gabungan mulai dari SAR, Polri,TNI, hingga tim kesehatan yang terlibat langsung sejak proses evakuasi.

Meski satu korban sudah sukses diselamatkan dan saat ini menjalani perawatan intensif di RSUD Tangerang, Banten, petugas masih mempunyai tugas besar lain yaitu menyelamatkan satu korban lagi bernama Maemunah yang hingga saat ini masih berada di bawah beton longsoran.

Maemunah adalah rekan kerja Dyanti Dyah Ayu Cahyani Putri. Posisi dia berasa di samping kemudi Honda Brio. Artinya, dia berada pada posisi lebih dalam dibandingkan dengan korban yang sudah bisa diselamatkan.

Proses penyelamatan sendiri dipimpin langsung oleh Ketua Basarnas Muhammadm Syaugi. Untuk melakukan penyelamatan, Basarnas banyak menggunakan alat berat meski pada praktiknya banyak menggunakan keahlian manual personel. Hal ini terjadi karena longsoran cukup riskan jika penyelamatan menggunakan alat berat.

Selama proses penyelamatan, komunikasi antara korban dan petugas terus berjalan. Bahkan, korban telah mendapatkan pertolongan pertama dengan oksigen dan infus. j/ant

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda