Beranda / Berita / Nasional / Peci BJ Habibie, Tersimpan di Museum Balai Kirti

Peci BJ Habibie, Tersimpan di Museum Balai Kirti

Kamis, 12 September 2019 11:08 WIB

Font: Ukuran: - +

Mantan presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie. (Foto: merdeka.com)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia berduka. Mantan presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) tutup usia pada usia 83 tahun, Rabu (11/9/2019) malam.

Monumen BJ Habibie hasil inisiasi Pemerintah Provinsi Gorontalo, kelak mungkin akan menjadi pengingat tentang sosok pembuat pesawat pertama di Indonesia ini.

Begitu juga dengan monumen Habibie dan Ainun di Parepare. Mengingatkan kisah cinta sejoli tersebut, yang kemudian diangkat ke film layar lebar.

Namun tidak hanya itu. Satu peninggalan original dari BJ Habibie adalah peci atau kopiah yang kini tersimpan di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.

Museum ini diresmikan oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Oktober 2014. Museum yang terletak di area Istana Kepresidenan Bogor ini menyimpan barang asli atau replika yang dihibahkan mantan presiden dan atau keluarganya.

Lewat situs kemdikbud.go.id, diterangkan bahwa museum tersebut menyimpan peci nasional milik BJ Habibie. Peci ini berwarna hitam, terbuat dari bahan beludru berbentuk oval. Peci yang sering dipakai BJ Habibie ini, dihibahkan langsung oleh sang empunya.

Tidak hanya BJ Habibie. Sejumlah benda milik mantan presiden lain pun terpajang di museum ini.

Misalnya koleksi pribadi milik presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berupa pakaian dinas kenegaraan. Pakaian dinas berwarna biru tersebut, terbuat dari sutera dengan model semi kebaya.

Sedangkan dari presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), museum ini mengoleksi sebuah papan quotes.

Papan ini terbuat dari fiber berwarna kuning keemasan yang ditempelkan pada dasar fiber berbentuk persegi panjang.

Adapun tulisan latin kapital yang menghiasi isi papan quotes itu bertuliskan, "Tidak ada kekuasaan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah". Isi quotes itu, pernah disampaikan mendiang Gus Dur saat pidato kepresidenan tahun 2001 silam.(KN)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda