Beranda / Berita / Nasional / Wali Nanggroe Bahas Persoalan Aceh dengan Kepala BNPB

Wali Nanggroe Bahas Persoalan Aceh dengan Kepala BNPB

Rabu, 26 Juni 2019 06:48 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM |JAKARTA -- Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haythar melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI, Letnan Jendral TNI Doni Monardo, Selasa, 25 Juni 2019.

Menurut Humas Pemda Aceh, dalam siaran realesenya, kedatangan Paduka Yang Mulia (PYM) Tgk Malik Mahmud, selain untuk bersilaturahmi hari raya idul fitri, juga membicarakan berbagai masalah Aceh baik masa kini dan masa depan.

Kepada Wali Nanggroe, kepala BNPB menjelaskan pentingnya pengetahuan masyarakat Aceh terkait kontijensi dan ancaman bencana. Dia mencontohkan bahwa dulu, pada tahun 1907 Aceh juga pernah mengalami gempa dan tsunami, dan kembali terjadi pada 2004 lalu.

"Diharapkan Pemerintah Aceh memiliki data sebagai pembelajaran, kenali ancaman bencananya, dan menyiapkan strategi penanganan bencana. Selain itu, masyarakat juga harus mendapatkan edukasi yang didapatkan dari pemerintah," jelas dia.

Hal itu, lanjut dia, adalah kewajiban pemerintah Aceh untuk melayani publik. Sehingga, ke depannya penanggulangan bencana tidak selalu harus bergantung kepada pemerintah pusat.

"Edukasi bencana sebagai upaya menanam dan membangun semangat tangguh dari bencana, peduli lingkungan dan ekosistim, penyampain edukasi bencana dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial," jelas dia.

Kepala BNPB juga menyinggung pentingnya menumbuhkan berbagai industri di Aceh. Seperti Industri tourism ekologi, misalnya dan green industri agriculture yang memiliki nilai profit bagi masyarakat, dan secara tidak langsung menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkungan.

Hal senada juga disampaikan PYM Tgk Malik Mahmud. Sebagai Wali Nanggroe, dia sangat peduli terhadap lingkungan hidup. Menurutnya, bencana alam terjadi dikarenakan manusia tidak menjaga dan merawat dengan baik keseimbang. "Kita sepakat letak geografis Aceh sangat rawan bencana. Oleh sebab itu, perlu menjaga, menata, dan merawat keseimbangan lingkungan hidup dan alam ini," jelas PYM Malik Mahmud. (rel)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda