Beranda / Pemerintahan / Akademisi Apresiasi 5 Daerah di Aceh Penerima Insentif Fiskal

Akademisi Apresiasi 5 Daerah di Aceh Penerima Insentif Fiskal

Selasa, 01 Agustus 2023 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) Aryos Nivada [Foto: dok Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) Aryos Nivada, mengapresiasi 5 (lima) kabupaten/kota di Aceh yang menerima insentif fiskal dari Pemerintah Pust karena dinilai berhasil mengendalikan inflasi.

“Kita apresiasi ke-5 daerah yang sukses mengendalikan inflasi. Dari 30 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 5 daerah penerima insentif fiskal ada di Aceh,” sebut Aryos yang juga pendiri Jaringan Survei Inisiatif (JSI) kepada Dialeksis.com, Selasa (1/8/2023).

Lima daerah itu adalah Kota Langsa yang mendapat insentif hingga 10 milyar lebih, lainnya adalah Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Selatan, dan Gayo Lues.

Secara nasional, Insentif yang diberikan sebesar Rp330 miliar untuk periode pertama dan kedua tahun 2023, sedangkan periode ketiga sebesar Rp340 miliar.

Sehingga, keseluruhan alokasi insentif tahun 2023 yang diberikan kepada Pemda yang berhasil menangani inflasi mencapai Rp1 triliun.

Disebutkan Aryos, perhatian terhadap inflasi sudah diberikan secara intensif oleh Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, sejak pertama menjabat.

“Dalam setiap pelantikan Pj Bupati/Walikota selalu diingatkan agar berusaha keras untuk mengendakkan inflasi di daerah masing-masing,” sebut Aryos.

Dengan begitu, bagi daerah yang berhasil dan mendapat insentif fiskal maka patut dinilai telah menunaikan amanah yang diberikan oleh Pj Gubernur Aceh.

Aryos berharap daerah lain yang masih mengalami masalah dengan inflasi untuk belajar dari daerah-daerah yang berhasil mengendalikan inflasi.

“Jangan malu belajar karena manfaatnya untuk rakyat dan daerah,” tutup Aryos.

Ditambahkan lagi, pentingnya melakukan pengendalian inflasi karena dampak buruk dari inflasi itu sendiri. Diantaranya menurunkan daya beli masyarakat.

“Inflasi menyebabkan nilai uang menurun sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih rendah. Masyarakat akan kesulitan untuk membeli barang-barang yang dianggap penting karena harganya terus naik,” ingat Aryos Nivada. []

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda