Beranda / Politik dan Hukum / Akademisi FISIP USK Tanggapi Pengumuman Sah Hasil Pemilu 2024

Akademisi FISIP USK Tanggapi Pengumuman Sah Hasil Pemilu 2024

Kamis, 21 Maret 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

Khalisni, S.IP., MPA, akademisi Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala. Foto: Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Nasional - Dalam sebuah diskusi eksklusif bersama Dialeksis.com (20/03/2024), Khalisni, S.IP., MPA, akademisi Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala, menggambarkan esensi politik dalam konteks kemenangan dan kekalahan. 

Menurutnya, dalam ranah politik, paradigma kredo berbeda dengan bidang-bidang lain seperti akademis atau keagamaan.

"Dalam politik, kredo politik itu menang dan kalah, beda dengan kredo di bidang akademis itu benar dan salah atau di bidang keagamaan," ungkap Khalisni kepada Dialeksis.com.

Khalisni menyoroti bahwa dalam politik, konsep benar dan salah tidak sepenuhnya relevan. Ia menekankan fenomena mazhab politik pragmatis yang sering dikaitkan dengan pendekatan Machiavellian, yang menurutnya cenderung bebas dari nilai-nilai moral.

"Urusan menang kalah itu nggak ada hubungannya dengan benar salah. Bahkan diajarkan orang boleh berbohong untuk memperoleh kemenangan karena itu bagian dari game power," tambah Khalisni.

Menyoroti fenomena double standard dalam penilaian politik, Khalisni menegaskan bahwa persepsi terhadap kemenangan dan kekalahan sering kali dipengaruhi oleh pilihan politik masing-masing individu.

"Tapi masih banyak yang double standard. Kalau yang menang pilihannya, maka dianggap bahwa itulah takdir yang sudah ditetapkan. Ketika yang menang pihak lawannya, mereka menilai kita sedang mendapat cobaan," tuturnya.

Mengomentari penetapan Prabowo - Gibran sebagai pemenang Pilpres di 38 Provinsi oleh KPU RI, Khalisni menyerukan agar hal ini tidak dipandang sebagai bencana. Ia menekankan perlunya menggunakan standar yang sama dalam menilai setiap keputusan politik.

"Keduanya adalah takdir. Kita punya tugas yang sama untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Siapapun pilihan kita dan siapa yang menang, semoga menjadikan bangsa ini lebih maju. Yang kalah bisa secara jujur menerima dan memberi dukungan," pungkas Khalisni.

Dengan pemikiran yang kritis dan nuansa yang mendalam, Khalisni mengajak untuk memahami bahwa politik bukanlah sekadar arena benar dan salah, melainkan pertarungan antara menang dan kalah, yang kadang-kadang membutuhkan pendekatan pragmatis yang lebih fleksibel.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda