Beranda / Berita / Aceh / Dakwah, Zikir Cara Ulama dan Dayah Tangkal Radikalisme di Aceh

Dakwah, Zikir Cara Ulama dan Dayah Tangkal Radikalisme di Aceh

Jum`at, 28 Februari 2020 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Para alim ulama dan dayah berperan penting menangkal pemikiran dan gerakan radikalisme di lingkungan masyarakat di Provinsi Aceh.

Setiap berlangsung majelis ta’lim, zikir dan dakwah selalu dibekali pemahaman tentang Islam yang benar, cara ini tidak langsung ikut mencegah faham radikal dan terorisme di nusantara ini. 

Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Pidie Jaya, Tengku. H. Muniruddin, pada seminar publik deradikalisasi yang diselenggarakan oleh Dayah Darur Ridha Al-Munawwarah Gampong Meuraksa Kecamatan Meureudu Pidie Jaya, Kamis (27/2/2020).

Tengku. H. Muniruddin Ulama Aceh yang akrab disapa Waled Kiran mengaku, dayah yang merupakan lembaga pendidikan Islam di Aceh jauh dari pemahaman radikalismem, malah dayah selama ini aktif mencegah masuknya pemahaman sesat tentang Islam ke Aceh, itu dilakukan melalui majelis ta’lim, zikir dan dakwah.

“Di dayah, santri diajarkan Tastafi (tasawuf, tauhid dan fiqh), ketiga ilmu ini tentunya akan melahirkan kedamaian dan jauh dari pengaruh hawa nafsu. Dayah merupakan laboratorium memperbaiki segala hal yang tidak baik dan akan melahirkan sosok yang berintegritas secara keilmuan dan akhlakul karimah, jauh dari pemahaman radikal” kata Waled Kiran dalam seminar yang dihadiri lebih dari seratus peserta itu.

Sementara itu menurut Tengku Iswadi Arsyad M. Sos Dosen IAI AI-Aziziyah Samalanga mengatakan, pengaruh pemahaman radikal disebabkan karena tidak memilik pemahaman dasar agama yang benar, sehingga sangat mudah dipengaruhi dan masuk pemahaman sesat.

“Paham radikalisme lahir akibat seseorang yang tidak mempelajari ilmu agama secara utuh dan kaffah. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sederet aksi terorisme yang selama ini memang menggunakan simbol umat Islam, namun setelah kita telusuri teroris tersebut memang tidak paham agama, mereka belajar agama secara otodidak dan tidak bersanat,” katanya.

Para alim ulama dan dayah di Aceh kerap kali menggelar menyampaikan materi yang berisikan tentang pemahaman radikalisme, terumasuk menyelenggarakan seminar, agar masyarakat di Aceh tidak mudah menerima setiap pemahaman baru yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

“Tidak hanya dayah yang menjadi corong pemerintah dalam menangkal paham radikalisme, masyarakat secara umum juga memiliki peran penting untuk mencegah hadirnya paham radikalisme ditangah masyarakat. Kegiatan seminar ini salah satu bukti bahwa dayah memiliki komitmen untuk menolak paham radikalisme dan terorisme yang yang mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat,” kata Pimpinan Dayah Darur Ridha Al-Munawwarah Tengku Muhammad Yani.(ZU/rls)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda