Beranda / Berita / Aceh / Disperindag Aceh Lakukan Sidak Pasar Untuk Atasi Lonjakan Kebutuhan Pangan Terkait Covid-19

Disperindag Aceh Lakukan Sidak Pasar Untuk Atasi Lonjakan Kebutuhan Pangan Terkait Covid-19

Senin, 23 Maret 2020 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait, melakukan sidak disejumlah pasar di Kota Banda Aceh untuk mengantisipasi kelangkaan sembako dalam menghadapi covid-19 pada Senin, (23/3/2020).


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh “ Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait melakukan sidak disejumlah pasar di Kota Banda Aceh, pada Senin, 23/3/2020, sidak tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok sembako, terkait merebaknya wabah Covid -19 di Aceh.

“Setelah kita periksa di gudang Bulog Aceh, kita tidak menemukan stok gula, yang ada stok beras, untuk saat beras masih mencukupi untuk enam bulan kedepan,” kata Muslem.

Untuk ketersediaan beras, Kadis Perindag tersebut memperkirakan di bulan Agustus mendatang akan ada penambahan stok beras hasil panen, sebab itu, untuk beras dapat dipastikan tidak ada masalah hingga satu tahun kedepan.

Terkait kelangkaan gula pasir dipasaran, Muslem mengatakan, hal itu terjadi akibat adanya kebijakan dari Sumatera Utara tentang pelarangan pengeluaran gula dari Sumut untuk sementara waktu selama masa pencegahan covid-19.

“Terkait gula, ini yang agak sedikit mengkhawatirkan. Karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini ada kebijakan yang tidak mengizinkan keluarnya gula dari Sumatra Utara. Tapi ada gula yang diperuntukkan untuk Aceh, melalui pengusaha Aceh, sudah tidak ada problem, stoknya masih mencukupi,” katanya.

Untuk kebutuhan harga pangan lainya, seperti minyak goreng, telor, kemudian bawang dan cabe Disperindag Aceh memastikan tidak ada permasalah dan stok masih mencukupi.

“Kalau persoalan harga, bila kita bandingkan dengan harga Het memang jauh, namun sudah beberapa minggu ini harganya masih stabil. Kisaran harga dipasaran antara 17 ribu hingga 18 ribu rupiah. Karena harga beli dari grosir saat ini sudah mencapai 850.000 per saknya. Jadi sejauh harga jual masih dalam batas yang wajar, saya pikir tidak ada masalah, masyarakat juga bisa memahami itu,” tegasnya.

Dalam menghadapi permasalah terkait kelangkaan gula. Disperindag Aceh telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kelangkaan gula tersebut.

Ia mengatakan, Disperidag akan terus berkoordinasi dengan para pengusaha gula agar suplai gula yang sudah dibeli di Medan tersebut secepatnya dapat dibawa ke Aceh. “Hari Kamis nanti juga akan datang lagi gula sebanyak 8 kontainer,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga akan segera memastikan jatah kuota gula untuk Aceh dari Kementerian Perdagangan Indonesia dan menyurati Kemendag untuk dapat izin Impor dari pengusaha-pengusaha Aceh.

“Langkah selanjutnya kita sudah koordinasi dengan Bulog, ada kuota dari kemendag 29.000 Ton untuk seluruh Indonesia. Kita sudah mengkoordinasikan ke Kemendag jatah untuk Aceh dari 29.000 Ton itu kita dapat berapa. Kisarannya, sekitar 1.200 Ton. Nah kalau 1.200 ton kan juga belum mencukupi, karena kebutuhan gula untuk Aceh antara 3.500 sampai 4.000 ton untuk satu bulan, terkait izin import jika izin ini bisa diberikan, kita berharap permasalahan gula sudah bisa ditanggulangi untuk Aceh,” harapnya.

Untuk memastikan stok bahan makanan aman, Muslem juga mengimbau kepada seluruh pedagang sembako untuk mengendalikan penjualan dengan tidak melayani pembeli yang melakukan Panic Buying supaya stok bahan makanan terdistribusi untuk semua kalangan masyarakat.

“Sementara di pasar kita lihat, pedagang sudah mematuhi himbauan pemerintah, pedagang tidak akan menjual kepada pembeli yang sifatnya memborong. Jadi mereka menjual sesuai dengan kebutuhan hariannya. Misalnya, untuk beras maksimal 10 Kg setiap hari, kalau gula 2 Kg, Minyak 4 Kg. Mudah-mudahan kalau ini bisa di patuhi oleh semua, masyarakat tidak melakukan panic buying mudah-mudahan tidak akan ada masalah dalam menghadapi siaga dan cegah Covid -19,” jelas Muslem.

Menurutnya, jika nanti masih muncul masalah terkait gula di Aceh, pemerintah akan segera mencari solusinya.

“Saya yakin pemerintah juga tidak akan tinggal diam, contohnya Jakarta ketika ada masalah, pemerintah langsung mengatasi dari Palembang. Intinya, terkait dengan permasalahan gula saya minta masyarakat jangan khawatir, saya pastikan Negara hadir untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan mendroping dari Provinsi lain untuk daerah yang benar-benar kekurangan gula,” pungkas Muslem.

Selain Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Muslem Yacob, sidak pasar tersebut juga didampingi Tim Satgas Pangan Polda Aceh di Pimpin Wadir Reskrimsus AKBP Haitajadi, Kepala Dinas Pangan Aceh Cut Yusminar, Kepala Biro Ekonomi Setda Aceh Amirullah, Kasubdit I Indagsi Harisnandi, Kabid. PDN Indag Abdussalam, Kasi Bapokting Indag Abdullah, Distanbun, dan Tim Satpol PP Aceh.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda